Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Disperindagtam Respons Pengaduan Warga

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

diisperndagtamSINGOJURUH – Pengaduan masyarakat Dusun Sukorejo, Desa Lemahbangkulon, Kecamatan Singojuruh, yang mengeluhkan penambangan pasir ilegal di Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, langsung direspons Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi. Kemarin, tim Disperindagtam langsung menemui sejumlah warga di Dusun Sukorejo yang sebelumnya menggalang tanda tangan agar tambang pasir tersebut ditutup.

Usai menemui sejumlah warga dan mendata semua keluhan masyarakat, tim langsung meninjau lokasi penambangan pasir. Tim juga mendokumentasikan perusakan yang terjadi di tengah persawahan tersebut. Kedatangan tim Disperindagtam sedikit melegakan masyarakat sekitar penambangan. Warga sangat berterima kasih pengaduannya direspons. Mereka berharap agar lokasi tersebut ditutup secepatnya. “Kalau sesudah ini tidak ada penutupan, jangan salahkan warga jika menutup paksa lokasi tersebut,” kata warga yang enggan dikorankan namanya.

Menanggapi desakan warga, Rama, petugas Disperindagtam, tidak berani berkomentar banyak tentang penutupan lokasi penambangan pasir tersebut. Sebab, yang berwenang menutup adalah Satuan Polisi Pamong Praja dan kepolisian. “Hasil tinjau lapang itu akan segera kami laporkan kepada kepala dinas agar diteruskan kepada bupati” kata Rama. Seperti diberitakan sebelumnya, meski belum mengantongi izin, pengelola tambang pasir di Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, itu terus melakukan aktivitas pengerukan.

Kondisi itu memicu protes warga, terutama warga Dusun Sukorejo, Desa Lemahbangkulon, Kecamatan Singojuruh, yang tempat tinggalnya berbatasan langsung dengan lokasi galian C tersebut. Penggalian pasir di persawahan Desa Singolatren tersebut sangat merugikan warga Dusun Sukorejo, Desa Lemahbangkulon. Sebab, lokasinya sangat berdekatan. “Lahan pertanian yang dikeruk sangat mengancam lahan pertanian kami yang berbatasan langsung,” kata seorang warga, Gunomo. (radar)