Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Disucikan Umat Hindu, Dibuat Tempat Upacara Entas-Entas

Candi Luhur Moksajati Dalem Puri Blambangan di Desa Kemundung, Kecamatan Muncar terlihat indah.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Candi Luhur Moksajati Dalem Puri Blambangan di Desa Kemundung, Kecamatan Muncar terlihat indah.

BANGUNANNYA terlihat cukup eksotis dan menarik. Lokasinya hanya beberapa ratus meter dari bibir pantai. Di tempat itu, banyak ditumbuhi pepohonan, baik di luar area candi maupun di dalam area.

Di sisi timur, ditandai sebuah candi yang cukup menonjol di antara bangunan lainnya. Selain itu, juga ada petirtan yang dinamakan Gajah Mina, bentuknya cukup menarik dan indah.

Tempat suci yang salah satu kegunaannya untuk upacara entas-entas atau Ngaben Jawa, itu cukup mudah dijangkau. Jika dari jalan simpang empat traffic light Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, ke utara mengikuti jalan raya hingga kantor Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar.

Dari sini, lokasi ini sudah cukup dekat, tinggal mengikuti jalan menuju ke Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, dan ada papan penunjuk jalan menuju lokasi. Warga sekitar, juga sudah tidak asing dengan tempat itu.

Selain bangunannya yang indah, sebenarnya faktor kunci yang paling utama dari Candi Luhur Moksajati Dalem Puri Blambangan itu adalah lokasinya yang cukup strategis. “Lokasi candi itu memliki tuah dan cukup bersejarah di masa lalu,” cetus Oentoeng Mardianto, salah satu sesepuh umat Hindu yang tinggal di Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar.

Sepanjang garis pantai Selat Bali hingga Alas Purwo di wilayah Kecamatan Tegaldlimo, sejak zaman prasejarah hingga zaman sejarah, merupakan titik yang didiami manusia dan dipercaya menjadi bagian dari kerajaan yang pernah berjaya di Banyuwangi.

“Sejak lama ahli purbakala meyakini ini hingga ditemukan Situs Umpak Songo,” katanya. Lokasi Candi Luhur di Desa Kumendung dipercaya bernilai sejarah. Di sekitar lokasi candi, banyak ditemukan perkakas purbakala. “Ini saya temukan di sekitar lokasi,” ujarnya seraya menunjukkan periuk dari tanah liat berukuran kecil yang ditemukan di sekitar lokasi candi.

Salah satu Walaka Candi Luhur Moksajati Dalem Puri Blambangan, Sutrisno, menyampaikan semua tempat suci atau peribadatan memiliki keistimewaan. Khusus untuk Candi Luhur ini ada tiga unsur yang meliputi candi, pura, dan petirtan yang berada di satu lokasi. Sehingga, hal ini memudahkan umat Hindu saat melakukan persembahyangan.

“Tidak semua pura seperti ini, sepertinya hanya ini yang tiga unsurnya di satu lokasi,” jelasnya. Tempat yang disucikan oleh kalangan umat Hindu, itu tidak pernah sepi dari kegiatan keagamaan, mulai dari sembahyangan hingga kegiatan keagamaan lainnya.

“Di dalam candi ini ada Pura Sendang Nuswantoro yang dibuat sembahyangan setiap lima hari sekali,” ungkapnya. Kesakralan dan kesucian Candi Luhur, itu semakin nyata sejak diadakannya upacara Ngeteg Linggih beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, umat Hindu juga menjadikan candi ini sebagai lokasi upacara entas-entas untuk memudahkan arwah leluhur mencapai surga. Untuk menjaga kesucian candi, tidak sembarangan orang bisa masuk. Bagi para perempuan yang sedang menstruasi, dilarang masuk kompleks.

“Baik beragama Hindu atau agama lain, kalau sedang datang bulan tidak boleh masuk,” katanya. (radar)