Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ditunggu Warga Lokal, Diminati Turis Asing

GRATIS: Salah satu adegan pentas seni budaya di Taman Blambangan.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
GRATIS: Salah satu adegan pentas seni budaya di Taman Blambangan.

Sejak Februari 2012, warga Banyuwangi memiliki hiburan baru. Setiap dua pekan, pemkab menyuguhkan tontotan gratis, yakni Aktualisasi Seni dan Budaya  Daerah di panggung seni Taman Blambangan.
-A.F. ICHSAN RASYID, Banyuwangi-

PENTAS aktualisasi seni dan budaya daerah itu sudah lima kali dilaksanakan di tahun 2012 ini. Hingga akhir tahun mendatang, acara tersebut akan berlangsung dua kali dalam satu bulan. Respons warga terhadap acara tersebut cukup tinggi.

Hampir semua kalangan dan lintas generasi menyaksikan acara yang digelar setiap malam minggu tersebut. Jumlah pengunjung acara tersebut terus bertambah. Pada pergelaran pertama, penonton masih relatif sepi dan tidak terlalu banyak. Namun, sejak pergelaran ketiga, jumlah pengunjung meningkat tajam. Bahkan, fasilitas tempat duduk yang disiapkan di depan panggung terbuka itu selalu kurang, padahal sudah ditambah terus.

Lantaran fasilitas yang disediakan tidak mencukupi, akhirnya pengunjung harus rela berdiri dan duduk lesehan di atas rumput. Pengunjung tidak hanya warga Kota Banyuwangi, tapi juga ada yang sengaja datang dari kecamatan lain. Beberapa warga kecamatan lain sengaja datang dan bermalam mingguan di Banyuwangi hanya untuk menyaksikan aktualisasi seni dan budaya itu.

Walau masih didominasi warga Kota Banyuwangi, tapi warga luar kota yang menonton acara tersebut terus bertambah. Melihat antusias warga, pemkab berencana menambah jadwal pertunjukan. Dalam perubahan PAK APBD 2012, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai pihak pelaksana berencana menggelar even itu setiap minggu.

Dua pergelaran terakhir, yaitu bulan Maret dan April, mulai diminati turis asing. Pada pertunjukan kedua bulan Maret lalu, ada rombongan turis asal Prancis yang sedang bermalam di Banyuwangi menyempatkan hadir hadir dalam pergelaran seni dan budaya itu. Pada pertunjukan pertama bulan April, ada beberapa turis berkebangsaan Kanada yang juga hadir.

Mereka cukup antusias menyaksikan pergelaran seni dan budaya lokal Banyuwangi yang ditampilkan dalam acara tersebut. Bahkan, di antara mereka ada yang ingin menonton acara itu secara rutin. Hanya saja, mereka mengaku dengan sangat kecewa tidak bisa ikut menyaksikan tontonan gratis itu lagi karena harus kembali ke negaranya.

“Mereka sudah kita beri jadwal pertunjukan agar saat datang lagi ke Indonesia bisa datang ke Banyuwangi,” tutur Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Suprayogi. Sejak awal digelar, Pemkab Banyuwangi bertekad untuk terus menggelar tersebut walau tidak ada yang menontonnya. Selain media hiburan bagi warga, acara itu dimaksudkan sebagai media bagi pelaku seni dan budaya untuk mengasah serta mengembangkan bakatnya.

Acara itu, tidak jarang mendapat saingan panggung hiburan yang digelar beberapa perusahaan rokok. Walau lokasinya berdekatan, namun pengunjungnya tetap ramai dan acara tetap meriah. “Ini menandakan warga Banyuwangi cinta terhadap seni dan budayanya sendiri,” cetus Bupati Abdullah Azwar Anas.

Dalam acara itu, tema-tema seni dan budaya yang disuguhkan selalu berbeda. Pemain dan pelaku seni yang tampil juga berbeda-beda pula. Pada pergelaran kedua bulan April tanggal 28 besok, tema pertunjukannya adalah barong caruk. Tema barong yang diangkat kali merupakan salah satu seni pertunjukan di Jawa yang berkembang sekitar tahun 1930.

Pada masa penjajahan, selain berfungsi sebagai hiburan seni barong juga sebagai media penyamaran. Pada perkembangan, barong using juga mulai berkembang cukup pesat. Barong using menggunakan jambang, mahkota, dan memakai sayap yang terbuat dari bilah kayu sebagai penggambaran sinar. “Kita juga menampilkan lagu-lagu dan penampilan pelawak using,” kata Suprayogi. (radar)

Kata kunci yang digunakan :