Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Diwarnai Pesta Miras dan Konvoi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Sweeping Polisi Amankan Sembilan Siswa Mabuk

GIRI – Larangan tidak berkonvoi dan corat-coret  seragam dalam merayakan kelulusan tidak digubris para pelajar tingkat SMA sederajat. Kendati pihak sekolah akan menahan ijazah mereka yang kedapatan berkonvoi, sebagian siswa mengabaikan larangan yang diteken dinas pendidikan, orang tua siswa, dan kepolisian, itu.

Yang bikin ngelus dada, sebagian siswa ada yang menenggak minuman keras (miras) di tengah hiruk-pikuk merayakan kelulusan itu. Beruntung aksi mabuk-mabukan itu berhasil tercium warga dan aparat kepolisian. Berkat laporan masyarakat, petugas berhasil mengamankan sembilan oknum siswa yang diduga menggelar pesta miras.

Mereka dicokok polisi dari sebuah areal sawah persis di timur Desa Jambesari, Kecamatan Giri. Saat polisi datang, di lokasi tersebut awalnya ada lebihkurang 40 siswa. Mereka diduga menggelar pesta miras demi merayakan kelulusan. Namun, kehadiran petugas membuat mereka kabur.

Mereka berasal dari berbagai sekolah, seperti SMK swasta dan negeri. Jumlah siswa dan polisi yang tidak sebanding menyebabkan hanya sembilan siswa yang diamankan. Dari kesembilan siswa yang diamankan polisi, terdapat satu siswa yang masih duduk di bangku kelas tiga SMP.

Siswa asal Desa Segobang, Kecamatan Licin, itu menjadi satu-satunya hasil razia yang membuat polisi geleng-geleng. “Saya cuma mau tahu sekolah saya nanti seperti apa,” dalihnya saat diinterogasi petugas. Selain mengamankan kesembilan siswa, polisi juga mengamankan dua botol yang diduga menjadi tempat miras.

Enam unit kendaraan roda dua milik siswa yang mabuk-mabukan itu  juga diamankan. Dua siswa yang membawa minuman keras itu berinisial An, 18, dan Ar, 18. Kapolsek Giri, Iptu Mujiono mengatakan, razia miras menjadi atensi khusus saat perayaan kelulusan.

Setelah didata, mereka  akan diminta membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Orang tua siswa juga bakal dipanggil. “Orang tuanya kita panggil. Siswanya cukup kita beri pembinaan,” tegasnya. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, konvoi yang dilakukan siswa tidak seramai tahun lalu.

Peserta konvoi hanya segelintir siswa. Habis semprat-semprot pakai Pilox, mereka kongkow-kongkow di beberapa titik di Banyuwangi. Sejak awal, pengumuman kelulusan sudah diupayakan sekolah melalui media internet atau SMS sekolah.

Dengan harapan siswa tidak memiliki kesempatan berkumpul di sekolah. Namun, setelah para guru dan kepala sekolah melakukan rapat pleno kelulusan, para siswa langsung bermunculan dengan seragam putih yang dicorat-coret.

Memang jumlah siswa yang ikut konvoi kali ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Dalam satu rombongan maksimal hanya ada tujuh motor. Hal tersebut menyebabkan peserta konvoi terlihat hanya sedikit. Padahal, jumlah mereka sebenarnya cukup banyak.

Hanya saja terpecah-pecah dalam beberapa kelompok. Rombongan konvoi sudah terlihat sebelum ibadah salat Jumat. Mereka mengitari kawasan GOR Tawang Alun, kemudian ke sepanjang Jalan Wijaya Kusuma, dan Jalan Gajah Mada. Barulah setelah usai salat Jumat, di atas pukul 13.00, euphoria kelulusan itu merajalela.

Tidak hanya siswa putra, siswa putri pun ikut-ikutan menyemprot seragam dan rambut mereka sambil berkeliling menunggang motor. Selain di sekitar GOR Tawang Alun, para siswa juga tampak bergerombol di sekitar Pantai Cacalan dan Pantai Watudodol. Sebagian lagi juga terlihat mengitari kawasan Perkebunan Kalibendo, Kecamatan Glagah.

Melihat iring-iringan konvoi, aparat kepolisian tidak tinggal diam. Selain menghalau siswa agar tidak masuk ke tengah kota, polisi juga melakukan sweeping untuk menindak pelajar yang melanggar peraturan lalu lintas. Hasilnya, beberapa peserta konvoi perayaan kelulusan itu ditilang. Bahkan, sebagian kendaraan mereka ditahan polisi. (radar)