Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Doyan Kopi, Sering Melamun di Mapolsek

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

doyanBanyak pihak yang terkejut saat mendengar kabar kematian Aiptu Puguh Santoso, anggota Polsek Singojuruh. Bayangkan, pengayom masyarakat yang tinggal di Dusun Lidah, Desa/ Kecamatan Gambiran, itu nekat mengakhiri hidupnya.

SELAMAT jalan, Sahabat. Meski pun aku tersentak dan marah dengan ca ramu memaksa diri berpulang, aku iringkan doa. Semoga engkau di terima dalam ampunan Illahi Rabbi. Kalimat itu diungkapkan Rudi Latif, salah satu teman Aiptu Puguh Santoso, dan tertuang di status Black Berry Messenger (BBM). Menurut Rudi, polisi yang menjabat sebagai Kasi Humas Polsek Singojuruh itu termasuk petugas yang familiar. Bah kan, polisi kelahiran 1966 itu se ring cangkruk dan minum kopi se telah lepas dinas.

Rudi mengenang, temannya itu sudah lama tidak terlihat. Padahal, malam hari biasanya yang bersangkutan sering cangkruk di depan Terminal Genteng bersama di rinya. ‘’Sudah lama gak kelihatan, dan tiba-tiba ada kabar meninggal seperti itu,” ujar warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Gen teng, itu. Dia kaget saat mendengar kabar itu. Sebab, setiap kali ngopi bareng, yang bersangkutan tampak selalu enjoy. ‘’Saya sangat heran dengan pilihannya.

Semoga bisa dijadikan pelajaran berharga bagi keluarga dan se genap sahabat yang ditinggalkan,” harapnya Aiptu Puguh Santoso pernah bertugas di be berapa polsek di Banyuwangi, antara lain Polsek Tegaldlimo, Gambiran, Genteng, dan Singojuruh. Di Mapolsek Singojuruh, almarhum tercatat sebagai Kasi Humas yang merangkap sebagai Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Selama menjalankan tugas, almarhum di kenal disiplin dalam bertugas. Hal itu di akui Kapolsek Singojuruh, AKP Maspud.

“Al marhum Pak Puguh itu disiplin. Bagi saya, dia juga tidak neko-neko, biasa sajalah,” katanya saat bertakziah di rumah duka kemarin. Kapolsek Maspud mengaku tidak mengetahui penyebab anggotanya itu nekat bu nuh diri. Dia juga sangat terkejut saat men dengar kematian jajarannya yang memiliki NRP 66080120 itu. ‘’Kerjanya baik dan nggak ada masalah,’’ doanya. Baru-baru ini almarhum memang sering me lamun saat di Mapolsek Singojuruh.

Atas sikap itu, tidak sedikit polisi yang menyarankan agar dia tidak terus-terusan melamun. ‘’Saat melamun pernah saya kagetkan dari belakang,” kenang Kanitres krim Polsek Singojuruh, Aiptu Joko Mul yono. Meski begitu, Aipto Joko tidak mengetahui se cara pasti tentang problem yang dihadapi rekannya itu. Sebab, yang bersangkutan tidak pernah cerita mengenai persoalan yang sedang dihadapi. ‘’Kalau masalah pribadi, saya nggak tahu,” terangnya.

Beberapa hari sebelum meninggal dunia, dia sempat diajak ngopi bersama. Kepada di rinya, yang bersangkutan memberikan secangkir kopi. ‘’Katanya, kuwalat kalau gak ngopi, besok-besok gak ngopi lagi. Ternyata  itu pertanda dia akan pergi,” kenangnya. Anggota yang lain, Bripka Kudrat Warsito mengaku sempat berbincang-bincang melalui telepon pada malam hari. Dalam perbincangan itu, yang bersangkutan mengaku sedang berada di Ketapang.

“Waktu itu dia telepon saya jam 21.00, hari Kamis,” terang anggota SPKT itu. Bripka Kudrat tidak mengetahui apa yang sedang dilakukan saat temannya itu berada di Ketapang. Meski begitu, beberapa jam kemudian, dia mendengar informasi bahwa yang bersangkutan sudah memiliki banyak uang. ‘’Untuk apa, saya tidak tahu,” terangnya.

Dia menduga, temannya itu memiliki janji yang harus ditepati. Di mata teman-temannya, almarhum dikenal selalu mendekatkan diri kepada Yang Mahakuasa. “Dia rutin ikut istighotsah,” katanya. Ditemui di mapolsek kemarin, dia merasa sangat kehilangan atas kepergian temannya itu. Dia mengaku menangis saat mendengar kematian temannya itu. ‘’Tadi saya di rumah nangis,” ujarnya. (radar)