MUNCAR – Ombak semakin menggila. Dua kapal milik nelayan Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, pecah diterjang ombak besar kemarin (4/8). Kejadian itu semakin menambah panjang daftar kapal yang pecah dihajar ombak.
Dua hari lalu dua kapal milik nelayan Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, juga remuk setelah dihantam ombak besar perairan Plawangan, Grajagan. Kejadian kapal pecah di perairan Muncar kemarin tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Saat itu kedua kapal nelayan itu sedang diparkir di pantai. Tiba-tiba ombak besar datang dan menggulung dua kapal itu. Tak lama kemudian, kedua kapal itu tenggelam. Ombak semakin tak terkendali menghajar dua kapal itu hingga pecah. Karena tidak bisa diperbaiki, dua kapal itu akhirnya dijagal.
Dua kapal yang hancur itu terdata milik Kasino, 50, dan Cipto, 52, keduanya warga Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar. “Saat ada ombak besar itu, semua nelayan libur melaut. Karena anginnya sangat kencang dan ombaknya tinggi,” cetus Tukijan, 54, salah satu nelayan asal Dusun Tratas, Desa Kedungringin.
Saat angin besar dan ombak tinggi terjadi, semua kapal bersandar di pantai. Para nelayan, jelas Tukijan, ketakutan karena ombak yang ganas itu terus menyerang kapal yang parkir. “Kapal milik Kasino dan Cipto miring dan tenggelam. Akhirnya kapal itu hancur diterjang ombak,” jelasnya.
Akibat bencana itu, kedua kapal tidak bisa diperbaiki lagi. Semua mesin dan alat tangkap yang masih ada di kapal ikut tenggelam. “Kalau ditaksir kerugiannya, satu kapal bisa rugi Rp 50 jutaan,” terang Tukijan. Kapal yang tidak bisa diperbaiki itu, akhirnya oleh pemilik dijual pada Sahri, salah seorang pembeli kapal bekas asal Dusun Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar.
“Dijual satu kapal hanya laku Rp 1 juta,” sahut Sugianto, 35, salah seorang nelayan setempat. Sementara itu hasil pantauan wartawan Jawa Pos Radar Genteng, hingga Kamis (4/8) para nelayan di Pantai Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, masih belum ada yang berani melaut. Mereka memilih bekerja di tepi dengan mencari udang dan kerang laut.
“Khusus Pantai Tratas masih belum ada breakwater, jadi kalau ada gelombang tinggi langsung mengenai kapal,” ungkapnya. Pecahnya dua kapal milik nelayan Tratas itu menambah daftar catatan kecelakaan laut akibat gelombang tinggi.
Sebelumnya, pada Kamis malam (28/7), satu nelayan dilaporkan hilang setelah perahu yang ditumpangi terbalik akibat diterjang gelombang tinggi. Saat itu, perahu itu akan pulang dari mencari ikan di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI) Muncar.
Dalam kecelakaan itu, satu nelayan Suyono, 63, dinyatakan hilang. Esok paginya, nelayan asal Desa Lembangan, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, itu berhasil ditemukan dengan kondisi sudah meninggal.
Disusul pada Selasa (2/8), dua kapal speed milik nelayan Grajagan terbalik saat melintasi perairan Plawangan. Kapal cepat milik nelayan yang mengalami kecelakaan itu, kapal speed berbahan fiber Aqua WSSL milik Misnawati, 50, warga Dusun Grajagan Pantai, RT 2, RW 01, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.
Sedang kapal lainnya, kapal Bintang Surya, milik Gendong, 56, warga Dusun Grajagan Pantai, RT 2, RW 1, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo. (radar)