Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Elpiji 3 Kg Langka di Pesanggaran

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PESANGGARAN – Warga yang tinggal di wilayah Kecamatan Siliragung dan Pesanggaran kini banyak yang resah. Mereka kesulitan mendapatkan tabung gas elpiji untuk ukuran tiga kilogram (Kg). Tabung gas elpiji jenis melon itu bukan hanya sulit didapat.

Harga di tingkat eceran ternyata juga naik hingga Rp 20 ribu. Jelang Ramadan orang yang mencari gas melon cukup banyak,” cetus Kaka Baya, 35, pengecer asal Dusun/Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran. Kaka mengaku sejumlah pengecer tabung gas elpiji melon banyak  yang kehabisan.

Sehingga, gas elpiji seperti langka dan sulit didapat. “Saya sudah stok banyak sebelum puasa,” katanya. Mengenai harga tabung gas elpiji 3 Kg, Kaka mengaku masih menjual dengan harga standar, yakni Rp 17 ribu per tabung. “Saya dengar ada yang jual sampai Rp 20 ribu per tabung.

Kalau saya tetap Rp 17 ribu per tabung,” ujarnya. Sementara itu, harga eceran tabung gas elpiji melon di SPBU Pesanggaran masih tetap normal, yakni Rp 15.500 per tabung. “Seminggu terakhir penjualan tabung gas memang cukup tinggi, mungkin karena akan Ramadan,” terang Suyono, 46, supervisor SPBU Pesanggaran.

Menurut Suyono, pada hari biasa penjualan tabung gas elpiji 20 tabung sampai 25 tabung. Tetapi, beberapa hari terakhir dalam sehari  penjualan tabung gas LPG melon bisa mencapai 100 tabung. “Penjualan  naik drastis,” cetusnya. Suyono mengaku tidak tahu penyebab melejitnya penjualan tabung gas elpiji itu.

Diduga, itu  karena sejumlah pengecer sudah tidak menjual karena kehabisan  stok. “Penjualan naik drastis sejak dua minggu lalu,” ungkapnya. Penjualan tabung gas elpiji itu,  jelas dia, hanya terjadi pada gas  elpiji 3 Kg. Permintaan elpiji 12  Kg masih tetap stabil.

“BBM sampai saat ini masih normal,” ucapnya.  Tabung gas elpiji 3 Kg ini, di antaranya karena pengiriman dari Pertamina sempat terhenti. Itu ternyata sangat berpengaruh terhadap ketersediaan tabung gas. “Pernah satu hari pengiriman  libur,” terang Mamak Surawan, 43, agen elpiji di Desa Kesilir, Kecamatan Siliragung.

Pengiriman tabung gas yang terhenti sehari, jelas dia, itu menyebabkan kebutuhan atas gas elpiji hari berikutnya bertambah. “Saya setiap hari dapat jatah 560 tabung gas. Kalau satu hari berhenti, otomatis besoknya harus menambah,”   terangnya.

Selain itu, kelangkaan tabung gas elpiji 3 Kg itu karena kebijakan Pertamina yang menerapkan pengurangan di beberapa agen. “Saya tidak tahu dengan kebijakan Pertamina itu. Itu membuat peningkatan penjualan di tingkat agen,” terangnya.

Kesadaran masyarakat dalam  penggunaan tabung gas elpiji kini sudah cukup tinggi. Mamak  berharap, demi pelayanan kepada masyarakat, jumlah pasokan ditambah. “Kalau bisa menambah itu lebih baik,” ucapnya. Mamak menyebut, kelangkaan tabung gas elpiji itu jika dibiarkan akan merugikan penjual dan konsumen.

Demi memenuhi permintaan, dirinya harus jemput bola  dengan mengambil gas elpiji di agen di Kecamatan Srono. “Saya nglansir  di Srono. Kalau hanya menunggu  kiriman dari Pertamina, ya bisa tidak kebagian,” katanya. (radar)