Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Embung Senilai Rp 2 M Ambrol

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Belum Beroperasi sejak Dibangun Tahun 2014

TEGALDLIMO – Bangunan embung air senilai Rp 2 miliar untuk penyediaan irigasi pertanian di Desa Wringin Pitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, kini sudah ambrol. Padahal, pembangunan tempat penampungan air itu baru selesai dikerjakan akhir Desember 2014 lalu.

Belum diketahui pasti penyebab longsornya tebing embung air setinggi lima meter itu. Ironisnya, embung penampung air itu belum pernah beroperasi. “Belum ada setahun. Malah belum berfungsi sudah ambrol,” ujar Paimin, 54, salah seorang  petani Desa Wringin Pitu.

Petani sangat menyayangkan ambrolnya proyek tersebut. Apalagi, mereka belum pernah menikmati proyek yang dibiayai Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI itu. “Anggarannya besar, kok bisa cepat ambrol. Dibuatkan sumur bor dapat 10 titik dan sudah bisa dinikmati,” katanya.

Camat Tegaldlimo, Ahmad Laini mengatakan, proyek embung air itu merupakan bantuan dari Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen  SDA) Balai Besar Wilayah Sungai Brantas tahun anggaran 2014. Membangun embung air itu telah menghabiskan dana Rp 2 miliar.

“Saya tidak begitu jelas. Dulu hanya mendapat laporan,” terang Camat Laini saat dihubungi melalui telepon seluler kemarin siang (7/8). Camat Laini menyayangkan pembangunan embung yang kini  ambrol tersebut. Plengsengan setinggi lima meter dengan panjang 65 meter itu kini rusak.

Pagar besi yang terpasang mengelilingi embung seluas lapangan sepak bola itu juga ada yang longsor. Embung air di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas itu cukup rawan dan tidak bisa digunakan petani. Dua kantor di  sebelah barat embung tertutup rapat dan tidak beroperasi.

Bahkan, toilet di kantor itu penuh botol  bekas minuman keras (miras). Luas embung di Desa Wringin Pitu tersebut sekitar satu hektare. Proyek itu rencananya digunakan menampung air untuk mengaliri persawahan milik warga. Air yang  akan ditampung diambil dari Sungai Kalisetail. “Air rencananya dari Kalisetail,” ujar Camat Laini.  (radar)