Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Empat Jamaah Wafat di Makkah

Makkah
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Makkah

MAKKAH – Kabar duka kembali menyelimuti jamaah haji asal Banyuwangi. Satu jamaah asal Purwoharjo dikabarkan meninggal dunia, kemarin. Dia adalah Djarkasi Bin Mohammad Kamin, warga Dusun Jatirejo RT 10/RW 01, Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo.

Pria yang diperkirakan berusia 65 tahun itu wafat pada Sabtu, (2/9) pukul 20.22 Waktu Arab Saudi (WAS). Almarhum tergabung dalam kloter 37 Surabaya dan meninggal saat berada di pemondokan di Mina.

“Jenazah akan disalatkan di Masjidil Haram dan dimakamkan di daerah Sairea Madinah,” ujar Joni Subagio, Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) Banyuwangi. Kepergian Djarkasi menambah daftar jamaah yang wafat di Tanah Suci.

Sebelumnya, tiga jamaah haji meninggal saat berada di tanah Suci. Jamaah yang kali pertama wafat yakni Dulpani Asmuni, warga Dusun Paludem Palurejo, Desa Tembokreio, Kecamatan Muncar.

Almarhum yang tutup usia 57 tahun itu wafat pada Ahad (20/8) pukul 18.00 WAS dan tergabung dalam kloter 31 Surabaya. Pada(29/8), Jamaah haji kedua yang wafat yakni Surahmo Bin Sakdiya warga lingkungan Kacangan RT 03 RW 01 Gombengsari, Kecamatan Kalipuro. Surahmo merupakan jamaah dari KBIH Ummul Quro’ yang tergabung dalam rombongan 10, regu 3, kloter 36 embarkasi Surabaya.

Sebelum meninggal dunia, kakek berusia 75 tahun itu mengalami sakit paru-paru kronis atau dalam istilah kedokteran Penyakit Paru Obstruksi Kronis, (PPOK). Dia dinyatakan meninggal dunia pukul 20.00 WAS di kamar hotel nomor 616 hotel Rehab AL Fatih, Selasa malam (29/8).

Selanjutnya, pada jumal lalu (1/9), jamaah dari kloter 37 kembali meninggal dunia. Dia adalah Tohiran bin sikan warga Dusun Cangaan RT 04/RW 06 Desa Genteng wetan, Kecamatan Genteng.

Kakek berusia 70 tahun ituu dinyatakan meninggal dunia saat berada di tenda Mina pada pukul 03.00 WAS. Sementara itu, untuk kloter 36 Surabaya masih dalam melempar jumroh ada dua kelompok, yakni ada yang melaksanakan nafar awal sebanyak dan nafar tsani, untu jamaah yang melaksanakan nafar awal sebanyak 189 orang,  dan nafar tsani sejumlah 259 orang jamaah.

Tim peliput Jawa Pos Radar Banyuwangi, Mustain Hakim yang juga ketua kloter 36 melaporkan, teknis pelaksanaan melempar jumroh tersebut antara tim kloler dan pembimbing sudah sepakat bahwa waktu yang diperbolehkan oleh petugas sesuai dengan Maklumat Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah.

Karena ada ketentuan waktu yang harus ditaati oleh semua pembimbing dan jamaah haji lndonesia yakni pada jam padat. Pada 10 Dzulhijah dari pukul 06.00 sampai 10.30 WAS; 11 Dzulhijah mulai dari jam 141.00 sampai 18.00  WAS; dan pada tanggal 12 Dzulhijah dari pukul 10.30 sampai 14.00 WAS.

“Jadi kami memilih waktu pada malam hari untuk melempar Jumroh, selain menghindari jam padat, cuaca itu lebih bersahabat pada malam hari,” jelas Mustain. Bagi jamaah yang sudah uzur (tua/sakit) melontar jumroh bisa diwakilkan kepada ketua regu (karu) atau ketua rombongan (karom) atau pada anggota keluarga lainnya. Jarak antara tenda di Mina dengan Jemarat tempat melontar jumroh sekitar empat kilometer.

Kegitan hamaah haji selam berada di Mina selain melaksanakan lontar jumroh yakni melaksankan salat wajib berjamaah, pembinaan tentang melontar jumroh, mendengarkan tausiyah, serta berzikir.

Bagi jamaah yang mengambil nafar awal sudah menyelesaikan melempar jumroh aqobah, ula dan wustho. Sementara bagi jamaah yang mengambil nafar tsani masih ada satu lempar jumroh lagi hingga pada tanggal 13 Dzulhijah. (radar)