Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Foto Palsu Fenomena Water Spot di Selat Bali Beredar Luas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Foto-Palsu-Fenomena-Water-Spot-di-Selat-Bali-Beredar-Luas

ANGIN puting beliung yang berputar di atas perairan Selat Bali bergerak sangat cepat. Dalam hitungan menit, gambar angin puting beliung atau tornado di Selat Bali itu beredar cepat pula di medsos, baik di display picture  Blackberry Messenger (BBM),   Instagram, Facebook, maupun medsos lain.

Momen itu disebarluaskan  di medsos, baik berupa video maupun foto.  Water spot tersebut memang benar terjadi pada Rabu (17/2)  pukul 17.00 kemarin. Banyaknya  warga yang mengabadikan gambar, baik berupa foto maupun video, itu disebabkan siang harinya  wilayah Banyuwangi sangat  cerah.

Tentu banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di tepi  pantai. Namun, yang sangat disayangkan, banyak foto palsu dengan objek angin puting beliung di unggah ke medsos. Foto-foto  palsu tersebut terlihat lebih dramatis.

Ukuran angin yang  terekam kamera masyarakat juga lebih besar. Padahal, angin yang menari di Selat Bali kemarin  ukurannya tidak sebesar itu.  Ada juga foto angin dengan  ukuran besar disertai gambar petir yang begitu jelas. Padahal,  saat kejadian berlangsung, kilatan  petir tidak tampak sama sekali.

Tentu dengan banyaknya foto  palsu yang lebih dramatis menyebar di medsos, banyak warga Banyuwangi di luar kota yang khawatir.  Seperti yang dialami Endang, 25, warga Banyuwangi yang tinggal di Bali. Dia sempat tertipu  dengan foto-foto puting beliung  yang beredar di medsos yang  begitu besar.

Melihat foto yang sangat menyeramkan, dia langsung menghubungi keluarganya di Banyuwangi untuk memastikan kabar. ”Ternyata anginnya hanya  di Selat Bali. Ternyata foto yang saya unggah di medsos itu palsu. Anginnya tidak sebesar yang  saya unggah di medsos. Kata bapak saya angin itu namanya  patek taon,” kata Endang.

Badan Meteorologi Klimatologi  dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi   juga memastikan foto yang tersebar di medsos dengan ukuran besar diserati kilatan petir itu  palsu. BMKG hanya membenarkan foto-foto fenomena water  spot yang diunggah masyarakat   dengan ukuran kecil.

”Foto-foto yang anginnya berputar dan  berekor lebih besar disertai petir  itu palsu,” ujar prakirawan BMKG  Banyuwangi, Yustoto Windiarto. Menurut Yustoto, fenomena water spot memang banyak  diperbincangkan kalangan masyarakat Banyuwangi. Selain  jarang sekali terjadi di Banyuwangi, fenomena langka di Selat Bali itu terjadi tepat pukul 17.00  pada tanggal 17 Februari.

“Serba angka 17,’’ cetusnya. Yang santer diperbincangkan lagi, fenomena langka yang terjadi  Rabu kemarin juga bertepatan dengan dilantiknya bupati Banyuwangi periode 2016–2021.  Tentu spekulasi-spekulasi masyarakat pun muncul.

”Kok ya pas saat bupati dilantik ada bencana. Mudah-mudahan ini  bukan pertanda buruk, wallahu a’lam,” ujar Sugeng Wibowo, 43, warga Lingkungan Grajaban, Kelurahan Pengantigan, Banyuwangi, itu. Sementara itu, saat water spot  berlangsung kemarin dipastikan  tidak ada korban jiwa maupun kerusakan yang terjadi.

Kepala Satuan Polisi Air (Satpolair) Polres Banyuwangi, AKP Basori Alwi, memastikan kerusakan akibat tornado itu tidak ada. Beruntung  angin kencang yang terjadi di  Selat Bali itu tidak sampai mengenai kapal feri dan kapal nelayan  di tengah laut.

”Alhamdulillah  tidak ada laporan kerusakan dan  korban jiwa. Angin itu kata masyarakat nelayan disebut angin patek taon,” tegas Basori.  Kendati begitu, pihaknya tetap  mengimbau masyarakat terus  waspada terhadap munculnya  angin patek taon tersebut.

Menurutnya, angin puting beliung di Selat Bali pada Rabu kekuatannya sangat besar. ”Kalau mengenai perahu dipastikan akan rusak. Bahkan, kapal feri juga bisa rusak jika terkena angin itu.  Masyarakat harus menghindar  jika melihat awan yang menggumpal  dan menjulang,” imbau  Basori. (radar)