Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Galang Lewat Facebook, Terkumpul Ratusan Pendonor

BERANGSUR MEMBAIK: Zidane jalani perawatan di RS Yasmin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
BERANGSUR MEMBAIK: Zidane jalani perawatan di RS Yasmin.

Zidane Ibrahim, bocah penderita penyakit misterius hingga kemarin masih terbaring di Rumah Sakit (RS) Yasmin. Untuk menyelamatkan nyawanya, bocah yang tinggal di Lingkungan Kanalan, Kelurahan Lateng, itu harus menjalani transfusi darah.

-NIKLAAS ANDRIES, Banyuwangi –

SUASANA salah satu bangsal di Rumah Sakit Yasmin terlihat cukup lengang. Aktivitas paling menonjol justru dilakukan para perawat yang sedang bertugas. Sesekali keluarga pasien yang berjaga terlihat mondar-mandir di sekitar kamar. Demikian juga Slamet Junaidi. Pria yang satu itu tampak begitu murung pagi itu. Tatapannya kosong dan sesekali menarik napas panjang. Matanya pun berkaca- kaca.

Kehadirannya di rumah sakit itu bukan lantaran dia sakit. Siang itu Junaidi sedang menunggui anak keduanya, Zidane Ibrahim, yang tengah terbaring lemah di salah satu kamar rumah sakit yang beralamat di Jalan Istiqlah tersebut. Didampingi sang ibu, pagi itu Zidane tengah tidur pulas. Selang infus tetap menancap di tangannya.

Kondisi Zidane kini boleh dibilang membaik. Namun, dia belum bisa dikatakan sehat seratus persen. Tubuhnya masih tampak pucat. Dilihat dari telapak tangan dan kakinya, jelas sekali bocah itu sedang sakit. Dibanding sebelumnya, kini kondisi bocah tersebut sudah lumayan baik, yaitu sejak mendapat transfusi darah. Saat wartawan koran ini menjenguknya, bocah berusia 10 bulan itu tengah tidur.

“Zidane sudah lumayan. Dia sudah bisa tidur. Sebelumnya, dia rewel dan susah tidur,” ucap Junaidi. Sakit yang dialami Zidane itu memang mem buat pasangan suami-istri itu shock. Pasalnya, tidak ada gejala-gejala apa pun sebelumnya yang menunjukkan bahwa buah hatinya akan menderita sakit serius. Semua aktivitas Zidane terlihat normal, mulai dari bermain, pola makan, hingga senyumnya.

Namun, empat hari lalu tiba-tiba tubuh Zi dane lemah. Suhu badannya sangat ting gi. Yang membuat Junaidi dan istrinya bi ngung, tubuh putranya itu juga pucat. Bahkan, saat dokter mencoba mengambil sampel darah, yang keluar seperti air putih. Hal itu membuat Junaidi dan istrinya bi ngung. Akhirnya, perawatan intensif di lakukan di Rumah Sakit Yasmin.

Meski keadaan Zidane sudah agak membaik, tapi Junaidi harus tetap bersabar menunggu vo nis pasti medis terkait penyakit yang dialami anaknya. Informasi sementara dari rumah sakit, anak nya menderita penyakit infeksi yang menjalar. “Katanya baru suspect. Penyakitnya muncul karena pertumbuhan darah putih lebih banyak daripada darah me rah,” beber Junaidi.

Diagnosis medis atas penyakit Zidane pun terus dilakukan. Salah satu upaya penyembuhan dan pertolongan medis yang diberikan rumah sakit kepada Zidane, di an taranya lewat transfusi darah. Junaidi di wajibkan menyediakan darah yang akan di transfusikan ke tubuh buah hatinya itu. Perburuan tetes demi tetes darah pun di lakukan.

Lewat Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi, Junaidi mencoba mengumpulkan darah golongan B untuk putranya. Beberapa pendonor berhasil digaet hingga terkumpullah 350 cc darah. Rupanya duka yang dialami Junaidi memancing aksi solidaritas di kalangan sahabatnya. Lewat jejaring sosial Facebook dan mesangger blackberry,simpati terhadap Zidane mulai mengalir.

Tidak heran, ratusan pendonor siap membantu ke sembuhan anak berusia 10 bulan itu. Atas tingginya animo masyarakat terhadap kesembuhan Zidane membuat Junaidi tidak bisa berkata banyak. Dia hanya bisa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas perhatian semua pihak yang telah memberikan perhatian kepada anaknya itu.

“Banyak yang siap jadi donor. Itu tadi sampai tidak sempat membalas niat baik mereka,” ujarnya. Selain persoalan darah, Junaidi juga te-ngah dipusingkan dengan biaya pe ngo batan putranya itu. Upaya klaim asuransi ke sehatan yang dia ikuti agar beban biaya rumah sakit menjadi murah terancam gagal.

Sebab, sesuai ketentuan dalam asu ransi, biaya pengobatan baru bisa dibe ri kan jika peserta sudah bergabung selama enam bulan. Nah, Zidane ternyata baru empat bulan ikut asuransi tersebut. Otomatis seluruh biaya pengobatan selama di rumah sakit akan ditanggung sendiri. “Ini yang membuat saya bingung. Biayanya dari mana,” ujar Junaidi bingung. (radar)