Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Galangan Kampe Panen Dukungan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

galanganBANYUWANGI – Rencana PT Pelni membuka galangan kapal di Banyuwangi mendapat respons positif dari sejumlah perusahaan pelayaran yang beroperasi di Selat Bali. Jika investasi galangan kapal itu direalisasikan, maka perusahaan pelayaran bisa menghemat biaya docking armada. Selama ini, docking kapal yang beroperasi di Selat Bali dilakukan di beberapa tempat.

Selama ini, me reka docking di galangan yang ter sebar di Surabaya, Gresik, La mongan, Tegal, dan Semarang. “Waktunya lama sekali karena harus antre. Paling cepat satu bulan,” ungkap Direktur PT Pelayaran Banyuwangi Sejati (PBS), Wah yudi SE. Kata Wahyudi, beberapa galangan kapal di Surabaya, Gresik, dan Lamongan, tidak pernah sepi order. Perusahaan pelayaran yang akan docking harus daftar antrean sebelum mengirim armada.

Jika di Banyuwangi ada pe rusahaan docking, kata Wahyudi, masa depannya akan cerah karena pasarnya sudah ada Di Selat Bali saat ini ada sekitar 35 unit kapal yang beroperasi. Dari 35 kapal itu, kata dia, 17 kapal merupakan kapal motor penumpang (KMP) jenis roro, dan 18 unit kapal landing craft machine (LCT). Sesuai aturan keselamatan pelayaran, 17 unit KMP itu harus melakukan docking setiap tahun. Kapal je nis LCT, docking wajib dila kukan setiap dua tahun sekali.

“Kalau dihitung, kapal di Selat Bali saja setiap bulan mi nimal dua kapal yang masuk galangan,” katanya. Hitungan itu, lanjut dia, be lum kapal-kapal kecil yang be roperasi di Banyuwangi. Jika di Banyuwangi ada peru sahaan galangan, kapal- kapal yang beroperasi di Pelabuhan Benoa, Bali, pasti akan memilih Banyuwangi ketimbang Su rabaya. Cost memberangkatkan kapal dari Banyuwangi ke Surabaya sa ngat mahal. Apalagi, kalau docking dilakukan di Semarang.

“Seandainya ada docking di Banyuwangi, kita bisa hemat waktu dan hemat anggaran pemeliharaan,” katanya. Dukungan senada di sampaikan Pengurus Gabungan Perusahaan Angkutan Sungai dan Penyeberangan (Gapasdap) Ketapang, Iwan San toso. “Jika ada investor yang akan membangun dock kapal di Banyuwangi, kita dukung penuh,” ujar Iwan. Selama ini, pihaknya harus mengirim kapal sampai Semarang untuk menjalani dock.

Perusahaan pelayaran terpaksa mengirim kapal ke Semarang karena galangan kapal di Surabaya selalu penuh. Kalau menunggu antrean dock di Surabaya, waktunya terlalu lama dan akan mengganggu operasional kapal. Karena itu, walau cukup jauh, sejumlah perusahaan pelayaran tetap mengirim kapal kesana. “Selama ini, waktu dock minimal satu bulan. Itu belum waktu per jalanan,” kata Iwan. (radar)