Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gedung SMK Asy Syafaah Ambruk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Polisi melakukan oalah TKP ambruknya gedung SMK AS Syafa`ah di Desa Plampangrejo, Cluring pagi kemarin.

Akibat Diguyur Hujan dan Kayu Rapuh

CLURING – Hujan deras yang mengguyur kawasan Cluring kemarin akhirnya makan korban. Dua ruang untuk belajar di SMK Asy Syafaah yang ada di komplek Pondok Pesantren As-Syafa`ah Dusun Krajan, RT 3, RW 6, Desa Plampangrejo, Kacamatan Cluring, sekitar pukul 07.15 ambruk kemarin (9/5).

Tidak ada korban dalam kejadian itu. Para siswa yang ada di sekolah itu sedang libur. Sementara, para santri di Pondok Pesantren As Syafaah yang biasanya menggunakan gedung itu untuk mengaji, saat sedang sepi.

“Tiba-tiba badan atap ambruk semua,” cetus pengasuh Pondok Pesantren Asy Syafaah, Desa Plampangrejo, KH. Nur Hayin, 67. Gedung SMK Asy Syafaah yang ambruk itu, biasanya dibuat untuk belajar kelas III dan IV.

Di dua ruang itu bagian atapnya rusak. Kayu pada bangunan itu patah dan genting banyak yang pecah. Bukan hanya itu, sebagian tembok pada sekolah itu juga ada yang roboh. “Gedung itu dibangun tahun 1981 dan belum pernah ada perbaikan,” katanya.

Gedung yang ambruk itu, terang dia, bila pagi dipakai untuk belajar para siswa SMK Asy Syafaah. Sedang sore, dibuat untuk sekolah diniyah. “Saat kejadian ini sedang kosong, para santri sedang libur,” terang Adnan Royan, 60, adik ipar KH. Nur Hayin.

Menurut Adnan, sebelum gedung milik pesantren itu ambruk, turun hujan dengan deras. Saat itu, juga ada angin yang cukup besar. “Gedung ambruk saat turun hujan deras yang disertai angin besar,” ungkapnya.

Saat gedung itu ambruk, Adnan mengaku sedang berada di masjid bersama para santri. Mendengar suara keras dari gedung sekolah, dia langsung datang dan dilihat bangunan sudah rusak semua.

“Saya mengabari mbah kiai dan melaporkan ke polisi,” ujarnya. Karena hujan masih deras, para santri hanya bisa menyaksikan dari jauh. Baru setelah hujan berhenti, para santri dan sejumlah warga datang ke lokasi untuk menyelamatkan barang yang ada di sekolah itu.

Kapolsek Cluring, Iptu Bejo Mandrias yang datang ke lokasi setelah ada laporan langsung melihat kondisi bangunan yang rusak. “Bangunan ambruk karena diguyur hujan deras,” kata kapolsek pada Jawa Pos Radar Genteng.

Selain karena hujan dan deras, terang dia, kondisi bangunan juga sudah tidak layak karena banyak yang rusak. Beberapa atap sudah rapuh dan tembok juga sudah tidak layak “Kena hujan deras dan angin akhirnya ambruk,” cetusnya.

Dari keterangan pengurus pesantren dan sekolah, atas kejadian itu kerugiannya sekitar Rp 150 juta. “Dalam insiden ini tidak ada korban jiwa karena sekolah libur,” ungkapnya. (radar)