Mengarah Dugaan Bunuh Diri
WONGSOREJO – Warga Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo pagi kemarin (15/3) geger menyusul ditemukannya Tumarini alias Ririn, 47, dan anak perempuannya, Evi Novitasari, 15, tewas. Jenazah ibu dan anak ini tergeletak di tempat tidur.
Penyebab kematian ibu dan anak itu masih misterius. Informasi yang santer berkembang di Desa Alasbuluh menyebutkan, kalau korban sengaja bunuh diri karena terbelit utang. Namun, informasi itu masih harus didukung alat bukti di loaksi kejadian. Sebab, ketika dilakukan pemeriksaan, tanda-tanda yang mengarah kepada pembunuhan atau bunuh diri belum ditemukan.
Sekujur tubuh kedua korban tidak ditemukan luka akibat penganiayaan. Mulut kedua korban juga tidak mengeluarkan busa sebagai ciri-ciri kematian akibat menenggak racun. Untuk mengetahui motif dan penyebab kematian ibu dan anak ini, polisi membawa keduanya ke Puskesmas Wongsorejo.
Sayangnya, dari pihak keluarga menolak jika tubuh korban dilakukan otopsi. Padahal secara medis, salah satu cara mengungkap penyebab kematian ibu dan anak tersebut adalah dengan diotopsi. Polisi masih terus mendalami penyebab pasti kematian ibu dan anak tersebut.
“Kami masih coba dalami dengan meminta keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian,” ujar Kapolsek Wongsorejo Iptu Kusmin. Tumarini alias Ririn sehari-hari bekerja sebagai tukang sayur keliling (mlijo) dengan mengendarai sepeda motor.
Sekitar pukul 06.30, Ririn yang sedang libur jualan, mendatangi rumah kakaknya, Boniran, 43, di Perum Permata Candi Permai, Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo. Saat datang di rumah kakaknya itu, Ririn mendadak berpamitan dengan mengungkapkan akan pulang dan pergi jauh tidak akan kembali.
Bahkan, korban juga sempat meminta maaf kepada ibu-ibu yang menjadi langganan sayur dagangannya. Pukul 08.00, anak sulung Ririn, Ari Wibowo, 19, yang juga penjual sayur keliling sempat menjenguk ibunya di Dusun Krajan 1, RT 17/ RW 2, Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo.
“Ketika dijenguk, anak sulungnya sempat diusir agar pulang dengan alasan dagangannya sudah habis,” terang Kusmin. Anak sulung korban, Ari Wibowo juga curiga dengan tingkah laku ibunya tersebut. Setelah pulang meletakkan gerobak dagangan di rumahnya di Dusun Pos Sumur, Desa Bengkak, sekitar pukul 09.00, Ari Wibowo kembali datang ke rumah ibunya tersebut.
Sesampai di rumah orang tuanya itu, Ari Wibowo terkejut bukan main ketika melihat ibu dan adiknya, Evi Novitasari, 15, terbujur kaku dengan posisi terlentang di atas kasur yang digunakan alas di kamar tidur tersebut. Mendapati kondisi itu, Ari Wibowo langsung berteriak histeris memberitahukan kepada Boniran, pamannya.
“Usai menerima laporan kami langsung datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP,” ujar Kusmin. Saat melakukan olah TKP, polisi juga bersama dengan tim medis Puskesmas Wongsorejo. Sayangnya,dari hasil pemeriksaan luar itu,
tim medis tidak menemukan tanda bekas kekerasan pada tubuh kedua korban. Saat diperiksa tim medis, tubuh korban juga tidak ditemukan tidak ada sesuatu yang mencurigakan.
“Tubuh korban masih utuh, tidak mengeluarkan busa ataupun kebiruan,” jelasnya. Polisi yang melakukan olah TKP di rumah korban hanya menemukan barang bukti berupa gelas berbau pesing yang dibuang di tempat sampah. Selain itu, polisi juga menemukan surat wasiat yang diduga ditulis oleh korban sebelum mengakhiri hidupnya.
“Kami masih belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian kedua korban,’’ tandas mantan Kapolsek Songgon itu. (radar)