Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Geladi Bersih Batik On Pedestrian Diikuti Warga Amerika

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Mesin kegiatan Banyuwangi Batik Festival (BBF) mulai dipanasi. Batik On Pedestrian (BOP) salah satudari lima rangkaian acara BBF akan mengawali kegiatan puncak BBF yang akan digelar 20 September 2014 mendatang. Acara BOP akan digelar sehari sebelum BBF, yakni 19 September. Acara BBF 2014 dirangkai dengan lima event sekaligus, di antaranya lomba desain motif batik dan lomba desain busana batik.

Selanjutnya, digelar lomba mencanting atau membatik pada 20 September dan dilanjutkan lomba modeling atau puncak dari Banyuwangi Batik Festival. Sesuai namanya, BOP akan dilaksanakan di ruang terbuka, layaknya pedestrian atau pejalan kaki biasa berjalan. Tidak di pentas seperti acara modeling fashion lainnya. Para peserta akan menunjukkan kemampuan modeling-nya di pinggir Taman Blambangan.  

Calon peserta BOP dari satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), sekolah Rabu kemarin (17/9) melaksanakan geladi di lapangan Blambangan. Mereka berkumpul di sebelah selatan Taman Blambangan untuk mendapatkan arahan dari instruktur modeling, Sukirno. Sebagian ada yang masih menggunakan baju dinas maupun seragam sekolah. Mereka antusias memperhatikan dan mengikuti arahan dari instruktur . Baik dari formasi barisan, gaya berjalan semua diperhatikan oleh Instruktur modeling.

Yang menarik dalam geladi bersih hari itu, ada lima Warga Negara Asing (WNA) yang turut berpartisipasi. Salah satunya, Diana Aschner dari Amerika Serikat, guru relawan di Sekolah Negeri di Cluring mengaku senang bisa turut berpartisipasi dalam acara ini. Walaupun banyak hal yang ia tidak mengerti. “Saya bersama empat orang kawan saya memang berencana untuk ikut festival ini. 

Kami bahkan sudah merancang baju untuk fashion ini, sekarang sudah dijahit dan rencananya akan selesai Jumat nanti,” ujar Diana Aschner Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Pertambangan (Disperindagtam) Hary Cahyo juga sebagai penanggung jawab lapangan turut memantau kegiatan geladi. Dalam fashion modeling ini, peserta akan menggunakan batik khas Banyuwangi yang didesain sendiri.

“Acara ini merupakan terobosan baru, batik Banyuwangi diaplikasikan langsung di lapangan, mulai dari kepercayaan diri, cara berpakaian dan acting menjadi penilaian utama juri,” ungkap Hary Cahyo.Hary Cahyo mengatakan, animo masyarakat yang tinggi untuk turut berpartisipasi dalam perhelatan ini membuat Industri Kecil Menengah (IKM) Batik overload. “Banyak manfaat dari Batik On Pedestrian ini, muncul desainer dan model baru, popularitas batik Banyuwangi juga akan semakin mendunia,” ujarnya. 

Hary Cahyo menambahkan, tema BBF tahun lalu gajah oling. Tahun ini BBF akan mengangkat motif kangkung setingkes. “Setiap tema yang kami usung pasti memiliki filosofi, tahun ini kangkung setingkes memiliki arti, walaupun berbeda-beda bila dibarengi persatuan maka akan mempercepat pembangunan,” kata Hary. Tahun depan, rencananya, tema yang akan diusung adalah paras gempal. “Paras itu kaku. Maksudnya, kalau kita saling kaku dan tidak realistis menerima perbedaan, tidak bersatu maka akan gempal atau hancur,” tandas Hary Cahyo. (radar)