Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gerakan Masal Antisipasi Hama

KOMPAK: Petani, Muspika Singojuruh, dan DPKP, kemarin pagi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KOMPAK: Petani, Muspika Singojuruh, dan DPKP, kemarin pagi.

SINGOJURUH- Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (DPKP) terus menggalakkan gerakan semprot masal Spot-Stop menggunakan agens hayati, yaitu musuh alami hama wereng.

Gerakan itu mengurangi ketergantungan petani terhadap insektisida kimia yang berdampak negatif terhadap agroekosistem. Kemarin, secara serentak DPKP di bawah komando Kadis Ir. H. Ikrori Hudanto menggelar kegiatan tersebut di tiga kecamatan sekaligus.

Kali ini di Desa Gumirih, Kecamatan Singojuruh; Desa Balak, Kecamatan Songgon, dan Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng. Pencanangan dilakukan Kadis Ikrori Hudanto, yang diwakili Sekretaris DPKP Djati Loekito, SP di Desa Gumirih, Singojuruh.

Acara itu dihadiri Camat Singojuruh Nanik Mahrufi , SP, MSi. “Dalam kegiatan semprot masal Spot-Stop tersebut, petani dibantu 1000 liter agens hayati dan 100 tangki handsprayer,” terang Ikrori.

Ikrori menuturkan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi pada tahun 2011 terjadi penurunan produksi/panen padi akibat meluasnya serangan hama wereng. Pada tahun 2011 serangan hama wereng mencapai 1.511,47 Hektare (Ha).

Luasan itu meningkat 49 % dibanding tahun 2010 dengan luas serangan 1.011,33 Ha. Puncak serangan terjadi pada Oktober menjelang musim hujan. “Pada tahun 2012 ini sejak bulan Januari sampai Agustus dilaporkan serangan hama wereng menurun hanya 15,75 Ha,” sebutnya.

Sebagai antisipasi terjadinya ledakan serangan wereng, maka dilakukan gerakan Spot-Stop, yaitu kelompok tani melakukan semprot masal untuk stop terhadap titik-titik (spot) serangan wereng. Kegiatan itu dilakukan dengan mengoptimalkan fasilitas bantuan dana APBN berupa mesin semprot dan agens hayati.

Gerakan itu sebagai bentuk pendampingan terhadap petani dan sosialisasi peringatan dini (early warning system), agar petani dapat mengambil sikap antisipasi terhadap kemungkinan meluasnya wereng memasuki akhir tahun dan musim hujan 2013.

Dia menjelaskan, selama ini petani sangat tergantung pada insektisida kimia dan dalam pengendalian hama belum  menerapkan Pengendalian Hama Terpadu.

Tujuan kegiatan tersebut adalah menggerakkan kelompok tani melakukan gerakan masal untuk stop terhadap spot-spot serangan wereng, sehingga menunjang keberhasilan panen petani. Selain itu, mengantisipasi perluasan serangan wereng, sehingga kumulatif luas serangan dapat turun terkendali di bawah 1 % dari luas total tanaman padi. Ke depan, Ikrori berharap, pengurus kelompok tani peserta kegiatan itu dapat menyebarluaskan hasilnya kepada masyarakat di sekitarnya.

Pengurus kelompok tani dari desa lainnya dapat memahami pentingnya gerakan Spot-Stop dan melakukan tindak lanjut gerakan Spot-Stop di desa masing-masing melalui organisasi kelompok tani secara terpadu, swadaya, dan serentak.

Semua petugas lapangan di setiap Kecamatan melalui Balai Penyuluhan Pertanian diminta melakukan antisipasi semacam itu, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman. Baik bantuan pemerintah, kerja sama dengan perusahaan insektisida dan stakeholder lainnya. (Radar)