Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Gunakan Aksen Kain Beludru

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

gunakanSEMENTARA itu, perancang busana Priscilla Saputro menggelar workshop bersama pelaku seni di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Banyuwangi kemarin (19/9). Dalam workshop singkat tersebut, Priscilla berbagi beberapa teknik kepada pelaku industri kecil menengah (IKM), model, dan desainer batik.Dia juga mengingatkan agar para pelaku seni tidak pernah puas dengan kemampuan yang dimiliki sekarang.

‘’Para pelaku seni harus bangga dengan batik. Batik adalah karya seni sandang yang sarat makna. Selembar kain batik dibuat melalui serangkaian proses yang panjang dan rumit,” tuturnya. Dalam ajang BBF, karya Priscilla akan ditampilkan. Rancangan busana yang akan ditampilkan ada empat jenis baju, yakni baju kerja, busana muslim, baju pesta, dan baju cocktail. “Ketika pertama kali berkunjung ke Banyuwangi, kami terpesona keramahan Pemkab Banyuwangi. 

Kemudian, idealisme itu saya tuangkan dalam bahan,” ujarnya. Selain batik Banyuwangi sebagai kain utama, Priscilla juga memilih kain beludru untuk aksen pelengkap. Alasannya, beludru sangat cocok untuk melambangkan keramah-tamahan masyarakat Banyuwangi. “Karena keramahtamahan masyarakat Banyuwangi ini saya mengibaratkan layaknya orang pada zaman dahulu yang kaya hatinya,” tuturnya.

Orang yang kaya hatinya dan berkecukupan pada zaman dahulu, diibaratkan sebagai orangyang tidak pernah susah, selalu merasa cukup. Pakaian yang dikenakan orang semacam itu terbuat dari beludru. “Dengan rancangan yang sederhana, corak yang dimiliki batik tetap menonjol sehingga tidak mengurangi ciri khas batik,” paparnya. (radar)