Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Guru BK Sahabat bagi Siswa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, kesan garang yang selama ini melekat pada guru bimbingan dan kon seling (BK) coba diminimalkan oleh jajaran Pemkab Banyuwangi. Guru BK di setiap sekolah diharapkan menjadi sahabat yang bisa menampung dan memberikan solusi terkait permasalahan yang dihadapi para siswa. Bupati Abdullah Azwar Anas pun menginstruksikan agar seluruh guru BK bersikap care (peduli) ter hadap anak didiknya.

Sehing ga, guru BK bisa menjadi instrumen bagi siswa untuk menyelesaikan masalah. “Saya minta orang yang menjadi guru BK ada lah guru yang care terhadap siswa. Jangan sampai siswa takut ber ha dapan dengan guru BK, sehingga problem yang dihadapi siswa meluber keluar,” pintanya kepada Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Su lihtiyono, di sela inspeksi mendadak (sidak) di sekolah satu atap TK Model dan SD Model Banyuwangi kemarin (5/3).

Bupati Anas juga mengimbau seluruh guru BK menjadi sahabat siswa. Dengan begitu, siswa akan bersedia mengutarakan permasalahan yang dihadapi ke pada guru BK. “Jika sudah mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa, guru BK bisa mencarikan solusi. Sehingga, kenakalan siswa bisa ditekan,” paparnya. Lebih dari itu, untuk mengoptimalkan fungsi BK, Anas meminta agar ruang BK di setiap sekolah didesain senyaman mungkin. “Kalau perlu disediakan air minum.

Sehingga siswa tidak tegang saat be rada di ruang BK,” kata dia. Dikonfirmasi di tempat yang sama, kepala Dispendik Sulihtiyono mengatakan, pada prinsipnya, guru BK sudah ter standar. Dijelaskan, para guru BK adalah lulusan sekolah yang khusus mendidik orang menjadi guru BK. “Satu guru BK menangani 150 siswa. Artinya, jika suatu sekolah memiliki 150 siswa, maka sekolah tersebut harus memiliki tiga guru BK,” cetusnya.

Menurut Sulihtiyono, sejak awal tahun ajaran 2012-2013, pihaknya sudah berusaha mengoptimalkan peran dan fungsi BK di sekolah. “Selama ini guru dan ruang BK terkesan “seram”. Itu sudah kita ubah. Sekarang guru BK kita arahkan untuk menyentuh hati siswa,” kata dia. Sulih menambahkan, jika guru BK sudah berhasil menyentuh hati para siswa, maka peran dan fungsi guru BK akan optimal, yakni sanggup mengarahkan siswa yang “nakal” menjadi siswa yang berkepribadian lebih baik.

“Untuk menunjang hal itu, ruang BK harus didesain nyaman dan sejuk. Kalau perlu siswa yang dibina di ruang BK diberi minum agar siswa tidak takut,” imbuhnya. Sementara itu, Anas mengatakan bahwa sidak yang dilakukan ke SD Model Banyuwangi kemarin bertujuan mengetahui secara lang sung keadaan sekolah yang dipersiapkan menjadi percontohan bagi sekolah lain tersebut. “Kami mengecek kelas dan kamar kecil.

Ternyata sangat bagus karena siswa dilibatkan dalam upaya menjaga kebersihan,” tutur pria yang pernah menjadi anggota DPR RI tersebut. Menurut Anas, pihaknya akan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan konsultan untuk memperbaiki model sekolah tersebut. “Nanti guru-guru dari kecamatan-kecamatan di Banyuwangi tidak perlu studi banding ke luar daerah. Cukup belajar ke TK dan SD Model Banyuwangi saja,” pungkasnya. (radar)