Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Harga Daging Sapi Tembus Rp 85 Ribu

MENUMPUK: Pekerja memotong daging sapi di sebuah restoran di Banyuwangi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MENUMPUK: Pekerja memotong daging sapi di sebuah restoran di Banyuwangi kemarin.

BANYUWANGI – Kalangan pedagang daging sapi di Banyuwangi resah. Mereka mengeluhkan kelangkaan pasokan sapi potong yang berimbas melejitnya harga komoditas tersebut. Ironisnya, para pedagang tidak bisa menaikkan harga jual daging sapi ke tangan konsumen, lantaran mereka khawatir penjualan akan merosot bila harga dinaikkan.

Seorang penjual daging sapi di Pasar Rogojampi, Zen Alvin mengatakan, kenaikan harga daging sapi di pasaran terjadi akibat peningkatan harga sapi potong. Tidak tanggung-tanggung, peningkatan harga seekor sapi mencapai Rp 700 ribu per ekor. Dikatakan, sapi seberat 1,8 kuintal biasanya hanya dijual seharga Rp 14 juta.

Namun, sejak dua bulan terakhir, harga sapi seukuran itu melambung hingga Rp 15 juta per ekor Sapi ukuran kecil seberat 1 kuintal yang sebelumnya Rp 7,5 juta per ekor, kini harganya mencapai Rp 8,2 juta per ekor. Sayang, kenaikan harga yang signifi kan tersebut tidak diimbangi peningkatan harga jual daging sapi ke tangan konsumen.

“Beberapa hari lalu kami sempat menaikkan har ga jual (daging sapi) dari Rp 80 ribu per kilogram (Kg) menjadi Rp 85 ribu per Kg. Ternyata daging yang kami jual itu tidak laku. Kita terpaksa me nurunkan kembali harga daging sapi menjadi Rp 80 ribu per Kg. Akhirnya kita merugi,” je lasnya kemarin (3/12). Meski merugi, Alvin mengaku tetap menjual daging sapi de mi mempertahankan keper cayaan konsumen yang telah berlangganan. “Harga daging sapi sebenarnya sudah naik drastis dari Rp 65 ribu per Kg menjadi Rp 80 ribu per Kg sejak dua bulan lalu.

Itu terjadi akibat pa sokan sapi potong menipis. Ha rapan kami, pemerintah melakukan langkah-langkah agar daging sapi di pasaran cukup, jadi harganya bisa stabil,” harapnya. Sementara itu, kepala Dinas Peternakan (Disnak) Banyuwangi, Heru Santoso mengatakan, sebenarnya kenaikan harga daging sapi di wilayah Banyuwangi merupakan imbas fenomena yang terjadi di daerah lain. Sebab, sebenarnya stok sapi di Bumi Blambangan aman. “Data BPS (Badan Pu sat Statistik), hingga akhir Desember 2011 jumlah sapi di Banyuwangi 144 ribu ekor dengan angka kelahiran sapi sebanyak tiga ribu per bulan.

Pa dahal, jumlah pemotongan sapi perhari di seluruh rumah potong hewan (RPH) di Banyuwangi hanya 30 ekor per hari (900 ekor per bulan) atau maksimal seribu ekor per bulan,” terang Heru. Heru tidak menampik beberapa bulan lalu ada penjualan sapi dari Banyuwangikeluarda erah.Namun, penjualan sapi keluar daerah itu hanya se banyak seribu ekor per bulan.

Bahkan, saat ini ada rekomendasi dari Disnak Provinsi Jatim agar Disnak kabupaten di seluruh Jatim tidak mengeluarkan rekomendasi pengiriman sapi keluar Jatim,” paparnya. Heru mengimbau para peternak sapi di Banyuwangi ti dak menjual hewan ternaknya tersebut dengan harga tinggi. “Saat ini sapi hidup dijual se harga Rp 35 ribu sampai Rp 38 ribu per Kg. Harga sapi bobot hidup yang layak hanya Rp 32 ribu per Kg,” pungkasnya. (radar)