Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Harga Kedelai Tembus Rp 7.750

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI-Melambungnya harga kedelai, tidak hanya terjadi di Jakarta. Kedelai di pasaran lokal Banyuwangi juga meroket hingga menyentuh angka Rp 7.750 per kilogram (Kg). Dalam satu bulan ini, harga kedelai terus merangkak naik cukup signifikan dari harga normal.

Beberapa bulan lalu, harga normal kedelai berada di kisaran harga Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kg. Namun dalam beberapa minggu belakangan ini, harganya menyentuh level Rp 7.000. “Untuk kedelai lokal, harganya hari ini (kemarin, Red) Rp 7.750 dan kedelai impor Rp 7.450,” sebut Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo, kemarin.

Meroketnya harga itu, lanjut Hary, dise-babkan tidak memadainya ketersediaan kedelai secara nasional. Sebab, secara nasional kebutuhan kedelai mencapai 1,8 ton. Sedangkan produksi nasional hanya sekitar 600 ribu ton. “Jadi, antara kebutuhan dan produksi kedelai, belum seimbang,” tegas Hary. Saat ini, lanjut dia, pihaknya sedang menunggu kebijakan pemerintah pusat untuk mengatasi meroketnya harga kedelai.

Ada dua opsi yang mungkin dilakukan pemerintah pusat. “Yakni, subsidi harga kedelai atau meningkatkan impor kedelai,” terangnya. Sementara itu, Kepala Ketahanan Pangan Banyuwangi I Made Wicaksana mengatakan, kebutuhan kedelai di Kabupaten Banyuwangi sekitar 10,3 kg per kapita per tahun. Sedangkan ketersediaan kedelai sampai sekarang sekitar 12.400 ton.

“Dalam setahun, kebutuhan konsumsi kedelai mencapai 16.385 ton,” bebernya. Ketersediaan kedelai itu, jelas Made, barangnya ada di petani dan pedagang. “Untuk Banyuwangi, kedelai digunakan sebagai bahan baku tahu, tempe, dan susu,” paparnya. Berkurangnya stok kedelai secara nasional, imbuh Made, disebabkan terjadinya cuaca ekstrem di beberapa negara eksporter kedelai.

Selama ini, pengekspor kedelai besar berasal dari Amerika Latin. “Sekarang di beberapa negara Amerika Latin sedang terjadi perubahan cuaca cukup ekstrem, sehingga menyebabkan produksi kedelai turun,” jelasnya. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Ikrori Hudanto mengatakan, produksi kedelai di Banyuwangi dalam tiga tahun ini meningkat.

Pada tahun 2009, produksi kedelai sekitar 64.842 ton. Pada tahun itu, produktivitas tanaman kedelai sekitar 17,21 kuintal per hektare. Sedangkan tahun 2010, produksi kedelai meningkat menjadi 64.857 ton dengan produktivitas sekitar 17,57 kuintal per hektare. Pada tahun 2011, produksi kedelai tercatat 66.094 ton dengan produktivitas sekitar 18,32 kuintal per hektare.

“Tahun 2012, produksinya sedang berlangsung,” ungkap Ikrori. Sedangkan luasan lahan panen kedelai, tambah dia, pada tahun 2009 mencapai 37.677 hektare. Pada tahun 2010 mencapai 36.912 hektare dan tahun 2011 tercatat 36.068 hektare. “Luas lahan panen tahun 2012, sebagian sudah panen dan sebagian masih dalam proses produksi,” jelasnya. (radar)