Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Harlah, Lombakan Mars Muslimat NU

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

harlahAcara Puncak Dihadiri Khofi fah Indar Parawansa

BANYUWANGI – Pimpinan cabang Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Banyuwangi menggelar rangkaian peringatan Harlah Muslimat NU ke-67 di Ponpes Darun Najah Tukangkayu, Banyuwangi, kemarin (17/3). Dalam rangkaian harlah itu, ratusan muslimat dari pengurus pimpinan anak cabang (PAC) se-Kabupaten Banyuwangi turut hadir dan mengikuti berbagai lomba.

Ketua Muslimat NU Banyuwangi, Dra Hj Ma’mulah Harun, M.Pd.I mengatakan, pada harlah ke-67 ini, muslimat NU Banyuwangi menggelar berbagai macam lomba dan kegiatan. Yaitu, lomba menyanyikan Mars Muslimat NU, lomba pidato dengan tema revitaslisasi peran muslimat NU di masyarakat, dan lomba cerdas cermat. Selain lomba, rangkaian kegiatan yang lainnya adalah ziarah ke makam dan silaturahmi kepada tokoh-tokoh NU dan muslimat NU Banyuwangi.

“Sebagai acara puncak harlah ini, maka akan ada orasi kebangsaan dan pengajian akbar yang direncanakan dihadiri oleh Ketua Umum PP Muslimat NU, Hj Khofi fah Indar Parawansa, yang Insyaallah digelar tanggal 7 April 2013,” ungkap mantan anggota DPRD Banyuwangi itu. Ma’mulah mengatakan, pada tahun 2012 muslimat NU se- Indonesia telah memberdayakan kurang lebih 15 juta anggotanya melalui berbagai kegiatan aktivitas program. Di antaranya 38 ribu majelis taklim, 77 pelayanan kesehatan (RS, RSB, RB, klinik, BKIA, BP), 103 panti asuhan, 9.800 TK/ RA, 14.350 TPQ, dan 25 ribu PAUD/playgrup.

Sementara, muslimat NU Banyuwangi adalah salah satu dari sekian banyak muslimat NU yang tersebar di berbagai wilayah yang ikut andil dalam peranan pembangunan bangsa ini. Ditambahkan, momen harlah ini adalah saat yang tepat untuk melakukan evaluasi dan penyegaran kembali, penguatan ideologi, dan programprogram ke depan untuk terus dikembangkan dengan tidak meninggalkan keutuhan dan kemurnian identitas diri muslimat NU sebenarnya. “Dalam situasi seperti ini, muslimat NU tidak harus menutup mata dengan perubahan-perubahan yang ada. Namun harus bekerja lebih keras bagaimana menemukan formulasi yang kongkrit dan disesuaikan dengan kearifan lokal,” pungkasnya. (radar)