Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Hasyim: Jangan Musuhi Anak-anak PKI

NARA SUMBER: Mantan Ketua PB NU KH. Hasyim Muzadi menyampaikan pikirannya seputar perkembangan komunis di Indonesia di Kampus Uniba Banyuwangi kemarin siang.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
NARA SUMBER: Mantan Ketua PB NU KH. Hasyim Muzadi menyampaikan pikirannya seputar perkembangan komunis di Indonesia di Kampus Uniba Banyuwangi kemarin siang.

BANYUWANGI – Ada pernyataan menarik dari KH. Hasyim Muzadi seputar perkembangan komunisme di Indonesia. Mantan Ketua PB NU itu menegaskan bahaya PKI tetap mengintai negeri ini. Meski begitu, pengasuh Ponpes Al-Hikam Malang itu minta kepada umat Islam –khususnya warga nahdliyin—untuk tidak hantam kromo menyikapi bahaya latent komunis.

Menurut Hasyim, di era demokrasi seperti sekarang ini tidak bisa membatasi hak orang. ”Kalau kita tidak suka kepada komunisme karena bertentangan dengan Pancasila dan agama, ya harus dengan cara yang demokratis. Jangan lantas anak-anak PKI ikut kita musuhi lewat sebuah gerakan seperti ini,’’ kata Hasyim Muzadi usai menjadi narasumber dalam seminar Perkembangan Komunisme di Indonesia yang berlangsung di auditorium kampus Uniba Banyuwangi, kemarin.

Penjelasan Hasyim tersebut sekaligus menjawab pertanyaan peserta seminar yang menginginkan agar anak keturunan PKI (Partai Komunis Indonesia) jangan diberi kedudukan strategis di negeri ini. Desakan itu disampaikan oleh Sulaiman Sabang dari LSM Gerak (gerakan anti korupsi). Dia mengajak kepada seluruh masyarakat agar tidak mengampuni PKI. ”PKI masih membahayakan, karena itu jangan kasih tempat strategis bagi anak-anak PKI di negeri ini,’’ tegas Sulaiman.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh KH. Syamsul Muarif dari Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Dia meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan bahya latent PKI. Sebab, meski PKI sudah dibubarkan, yayasan-yayasan yang mengatasnamakan PKI kini mulai tumbuh subuh. ”Di Jawa Timur yayasan itu sudah berkibar di 16 kabupaten. Ketua yayasan itu orang asli Banyuwangi,’’ ungkap Syamsul.

Menanggapi kerisauan ummat itu, Hasyim Muzadi meminta masyarakat tidak panik berlebihan. Kata Hasyim, G-30 S/PKI sudah berjalan 50 tahun. Anak-anak yang umurnya di bawah 50 tahun tidak mengerti apa-apa. ”Jangan salahkan mereka. Khan sudah ada rekonsiliasi antara anak-anak PKI dan anak-anak pahlawan revolosi. Mereka sepakat melupakan masa lalu. Seharusnya tokoh-tokoh yang sengaja menimbulkan luka lama itu yang harus kita waspadai,’’ kata kiai kelahiran Tuban itu. Seminar di Uniba kemarin dihadiri ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat.

Panitia sengaja mengambil tema Perkembangan Komunisme di Indonesia, karena ancaman laten PKI mulai terlihat lagi. Ada pihak-pihak tertentu yang sengaja memutarbalikkan sejarah kelam PKI atau yang lebih dikenal dengan G 30 S/PKI. ”Sejak Ilham Aidit (anak DN. Aidit) mengajukan gugatan ke Komnas HAM, di Banyuwangi langsung lahir Gerakan 7 November (Ga7Nov). Gerakan ini semata-mata untuk memberikan jawaban atas tuntutan Ilham Aidit yang menuduh TNI AD dan para kiai NU telah melakukan pembunuhan kepada rakyat,’’ jelas jurus bicara G7Nov, Abdillah Rafsanjani. (radar)