Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Hindari Cuaca Buruk, 40 Kapal Pekalongan Sandar di Perairan Muncar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUNCAR – Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas III Ketapang, Wilayah Kerja (Wilker) Muncar, memeriksa sejumlah kapal motor (KM) milik nelayan andon asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang lego jangkar untuk berlindung dari cuaca buruk  di sekitar Teluk Sembulungan dan Kayu Aking kemarin (10/2).

Dengan mengendarai kapal patroli milik kesyahbandaran, petugas KUPP Wilker Muncar mendatangi KM milik nelayan asal Pekalongan di tengah laut. “Kami dapat informasi ada sekitar 40 kapal nelayan asal Pekalongan yang berlindung di sekitar perairan Kayu Aking dan Teluk Sembulungan, kita periksa untuk  memastikan,” cetus Syahbandar Wilker Muncar,  Umu Faridah.

Syahbandar Wilker Muncar, Umu Faridah (berkerudung) menemui nelayan andon asal Pekalongan

Menurut Faridah, dalam pemeriksaan yang dilakukan itu bukan sekedar mendata jumlah kapal, tapi juga untuk mengetahui dokumen berlayar dari kapal asal luar daerah tersebut. “Tolong 1×24 jam, kapten lapor ke pihak perikanan,  agar keberadaan saudara juga terpantau, termasuk jika akan berangkat,” ujar Faridah di hadapan  para nelayan asal Pekalongan itu.

Saat menemui para nelayan itu, Faridah juga meminta agar berkas  dokumen kapal dikeluarkan. Setelah  dilakukan pemeriksaan secara detail, sebagian besar berkas kapal sudah  diurus oleh pihak agen. Tapi, ada  beberapa persyaratan berlayar yang telah kedaluwarsa.

“Tolong dokumennya diurus dulu, sementara saya bawa ke darat, tolong di urus ke kantor,” cetusnya. Selain memeriksa dokumen kapal,  Faridah juga memeriksa muatan  kapal tersebut. Sayangnya, para nelayan yang sudah sepekan berlindung di perairan Kayu Aking itu  masih belum mendapat tangkapan ikan.

Karena keterbatasan waktu, dari 40 kapal yang ada itu, hanya 10 kapal yang didatangi petugas. Tapi, Faridaj berjanji akan kembali melakukan pemeriksaan pada kapal  yang belum diperiksa itu. Dalam pemeriksaan itu, Faridah meminta pada para nelayan andon mengutamakan keselamatan  selama berlayar dengan tidak memaksakan kehendak.

Selain itu, jika memasuki wilayah perairan mana pun untuk melapor pada instansi setempat, agar tidak menimbulkan konflik dengan nelayan setempat. “Mohon, jika berlindung atau apa pun lapor kepada petugas setempat, jadi jika ada apa-apa  di laut, petugas mudah memantau,”  tandasnya.

Dari keterangan para nelayan asal Pekalongan itu, jelas dia, mereka akan mencari ikan di daerah  Samudera Hindia. Karena cuaca buruk, mereka terpaksa berlabuh di sekitar perairan Muncar. “Kadang hampir masuk ke Australia,” katanya. (radar)