Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Hujan Deras Rendam Sepuluh Rumah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Hujan-Deras-Rendam-Sepuluh-Rumah-di-Jalan-Sutaji,-sebelah-timur-Taman-Makam-Pahlawan-Wisma-Raga-Satria-Banyuwangi.

Tidak Ada Resapan, Minim Saluran Air

BANYUWANGI – Banyuwangi kembali diguyur hujan deras seharian kemarin. Hujan turun hampir merata di Bumi Blambangan.  Derasnya hujan yang berlangsung empat jam itu merendam sepuluh rumah di Jalan Sutaji, sebelah timur Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria Banyuwangi.

Air menggenang dengan ketinggian hampir satu meter. Akibatnya, air masuk ke dalam rumah  warga. Tak sedikit perabotan rumah tanga  warga yang terendam air. Sebagian warga ada yang sempat menyelamatkan barang-barangnya dari kejaran banjir dadakan tersebut. Pukul 15.30 genangan air  mulai menyusut.

Barjir juga terjadi di Jalan lkan Lumba-Lumba, belakang Pasar Pujasera, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi. Air meluber sampai ke rumah penduduk. Banjir dadakan itu disebabkan luapan dari saluran air kawasan setempat.

Melubemya air tersebut menyebabkan warga  panik. Merekaa pun bergerak cepat menyelamatkan barang-barang berharga. “Ketinggian air sampai lutut dewasa. Daerah ini memang langganan banjir Mas,” ujar Robby, warga setempat.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, banjir di belakang taman makam pahlawan itu terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, warga sudah melakukan antisipasi sejak dini. Warga memasang pembatas antara pintu masuk dengan jalan mencegah air masuk.

Sjaifunar, salah satu warga setempat, mengatakan dirinya beberapa kali harus meninggikan pagar rumah dan teras demi air tidak masuk ke dalam rumah. Uniknya lagi, ada satu rumah yang teras rumahnya di tembok.

“Jadi kalau sampeyan mau bertamu ke rumah bapak ini harus loncat dulu. Karena terasnya di bikin bendungan,” timpal Ali, warga lain.  Menurut pengakuan warga, sepuluh rumah yang kebanjiran itu sudah langganan setiap tahun. “Tidak ada saluran air. Tidak ada resapan. Posisi rumah berada di dataran rendah. Mau tidak banjir bagaimana,” ujar Suparwoto, 56.

Dia mengungkapkan, sebelumnya memang ada enam resapan air di sisi jalan tersebut. Hanya saja kapasitas resapan yang dibangun pada zaman Bupati Purnomo Sidiq tersebut tidak mampu menampung volume air hujan. “Padahal kita rutin kerja bakti. Resapannya sering tertimbun pasir juga kan. Tetapi, ternyata tidak membantu,” katanya.

Selain tidak ada resapan, juga tidak ada selokan. Warga setempat sudah berencana membangun resapan secara swadaya. Sayang, tidak ada lahan tersisa di lingkungan tersebut. Ada satu lahan kosong dengan luas 225 meter persegi. Namun, bukan milik warga setempat, sehingga tidak bisa untuk kepentingan umum.

Suparwoto mengatakan, RT setempat sudah mengajukan pembuatan saluran air tapi hingga kini belum terealisasi. Warga berharap perhatian pemerintah dalam mengatasi masalah itu. Apalagi, kawasan tersebut berada di tengah kota.

Hujan lebat juga menggenangi beberapa ruas jalan protokol Banyuwangi. Permukiman padat penduduk di tengah kota Banyuwangi juga banyak yang terendam air. Tentu hal itu sangat membuat susah masyarakat yang terkena imbas banjir.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, akibat hujan lebat, ruas jalan di Jalan Yos Sudarso kembali tergenang air. Jalan Basuki Rahmat pun demikian, air menggenangi ruas jalan bagian barat di utara Rumah Sakit Islam. Jalan Basuki Rahmat, di selatan pintu masuk PT. Kertas Basuki Rahmat (KBR), juga tergenang air hujan.

Tidak hanya itu, di Jalan Basuki Rahmat di depan Terminal Blambangan juga tergenang air hujan cukup tinggi. Kendaraan yang melintas pun harus melaju perlahan. Tidak sedikit kendaraan yang macet, khususnya roda dua, saat melintasi jalan yang terendam air tersebut.

Genangan air di depan Terminal Blambangan itu kebanyakan berasal dari luapan air selokan di sekitar Pasar Blambangan. “Air dari barat. Sampeyan lihat sendiri itu aliran airnya sudah seperti air sungai. Sangat deras, padahal itu jalan lho,” ujar Roni, salah satu warga di lokasi.

Genangan air akibat hujan lebat juga terjadi di barat lampu merah Lateng. Tinggi air di barat lampu merah Lateng itu boleh dibilang sangat tinggi. Genangan itu disebabkan jalan MH. Thamrin itu lebih rendah dibandingkan jalan lain. Kendaraan yang melintas pun harus mengurangi kecepatan.

Akibat tingginya genangan air, banyak kendaraan yang terjebak lantaran mesin mati.  Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengungkapkan, hujan kemarin disebabkan tekanan rendah di dekat Pulau Jawa. Pihak BMKG menyebut, hujan kemarin merata terjadi di seluruh wilayah Banyuwangi. Waktunya juga merata, yakni sejak pagi hingga sore.

“Hujan merata di Banyuwangi, karena saat ini memang puncak musim hujan,” ujar prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Triono Hadi. Meski hujan yang terjadi kemarin seharian, tapi hal itu menurut BMKG tidak memengaruhi tinggi gelombang dan kekuatan angin di wilayah perairan.

Pantauan pihak BMKG, wilayah perairan masih tergolong normal. “Selat Bali hari ini (kemarin) terpantau normal. Besok kondisi masih sama. Peluang hujan ringan hingga lebat masih berpotensi terjadi,” pungkasnya. (radar)