KALIPURO – Curah hujan yang tinggi di Banyuwangi beberapa hari terakhir menyebabkan petani tembakau panik. Bagaimana tidak, proses pengeringan yang seharusnya hanya perlu waktu enam hari bisa molor hingga delapan hari.
Kepanikan itu juga dirasakan salah seorang petani Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Nining. Akibat sering terjadi hujan, Nining harus menunggu lebih lama saat proses pe ngeringan tembakau agar kualitas tembakau tetap terjaga.
“Kalau hujan terus, maka lebih lama keringnya. Belum lagi kalau tiba-tiba hujan di luar prediksi, biasanya harus siaga agar tembakau tidak kena air hujan,” ujar Nining.
Menurut Nining, tembakau yang sudah telanjur terkena hujan kualitasnya akan menurun. Kualitas menurun itu menyebabkan turunnya harga.
“Yang sudah kena hujan biasanya kualitasnya jelek. Harganya akan merosot karena kualitas turun drastis,” katanya. Harga tembakau di pasaran saat ini dipatok Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu per kilogram. Perbedaan harga itu ditentukan kualitas tembakau. (radar)