Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Investasi Meroket 200 Persen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi tampaknya semakin meneguhkan predikat sebagai surganya penanaman investasi, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Setidaknya itu terbukti dengan nilai penanaman investasi tahun 2013 yang meningkat hingga 200 persen lebih dibanding tahun 2012 lalu. Kepala Badan Pelayanan Perizinan

Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Banyuwangi, Abdul Kadir, melalui Kepala Bidang (Kabid) Penanaman Modal Yoppy Bayu mengatakan, nilai investasi di Banyuwangi sejak Januari hingga November 2013 mencapai Rp 2 triliun lebih. Angka sebesar itu naik dua kali lipat di bandingkan jumlah investasi di Bumi Blambangan pada tahun 2012 yang kurang-lebih “hanya” Rp 1 triliun.

Berdasar data BPPT, per November 2013 investasi yang di tanam di Banyuwangi mencapai 1.952 unit usaha. Total investasi dari 1.952 unit usaha skala kecil hingga besar di Bumi Blambangan itu mencapai Rp 2.007.506.285.000. Tidak tanggung-tanggung, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 50.188 orang. Bidang usaha perdagangan menjadi penyumbang terbesar investasi di Banyuwangi di tahun 2013. Nilai investasi dari 1.405 unit usaha bidang perdagangan itu mencapai Rp 1,86 triliun.

Bidang konstruksi menempati posisi kedua penanaman investasi dengan nilai Rp 64,04 miliar dari 235 unit usaha. Bidang pertanian menempati posisi ketiga dengan total nilai investasi Rp 34,63 miliar dari 177 unit usaha. Menurut Yoppy, investasi terbesar di Banyuwangi itu berasal dari PT. Industri Gula Glenmore (IGG) dengan nilai Rp 1,6 triliun. PT. IGG Glenmore di rencanakan menjadi pabrik gula (PG) terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 54 ribu ton setahun.

“IGG ditargetkan beroperasi tahun 2015 mendatang,” ujarnya kemarin (10/1). Yoppy menambahkan, dari seluruh investasi itu belum se ratus persen terealisasi. Ada beberapa unit usaha yang belum fix. Selain itu, nilai investasi sebesar Rp 2 triliun lebih itu juga belum termasuk penanaman investasi selama Desember 2013. “Total investasi selama 2012 hampir Rp 1 triliun dengan masuknya Bosowa.

Nilai investasi sampai November 2013 mencapai Rp 2 triliun lebih,” kata dia. Sementara itu, selain bidang perdagangan, konstruksi, dan pertanian, beberapa bidang usaha lain, di antaranya perindustrian dan perhotelan juga menjadi penyumbang investasi  yang cukup signifikan. Investasi bidang perindustrian sebesar Penyumbang Terbesar Sektor Perdagangan Rp 16,46 miliar, sedangkan nilai investasi bidang perhotelan mencapai Rp 5 miliar.

Masih kata Yoppy, pihaknya menargetkan investasi di Banyuwangi pada 2014 meningkat di banding tahun 2013. Target tersebut didukung penyiapan lahan untuk Kawasan Industri Wongsorejo (KIW) di Kecamatan Wongsorejo. “Selama ini investasi di Banyuwangi terkendala ketersediaan lahan. Dengan tersedianya lahan di Kecamatan Wongsorejo, investor tidak perlu di pusingkan pembebasan lahan,” pungkasnya. (radar)