Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jadi Bekal Pilih Sekolah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Pagi Ini 27.370 Siswa SD/MI Ikuti Ujian

BANYUWANGI – Pagi ini seluruh siswa dari 811 Sekolah Dasar (SD) dan 232 Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Banyuwangi  serentak mengikuti ujian sekolah (US). Jumlah total peserta yang mengikuti US 27.370 siswa. Mereka akan mengerjakan soal US yang akan dilaksanakan selama enam hari berturut-turut.

Sama seperti ujian nasional (unas) tingkat SMP dan SMA, hasil US tingkat SD akan digunakan bekal siswa dalam memilih sekolah lanjutan. Hari pertama, siswa mengerjakan soal mata pelajaran (mapel) Bahasa Indonesia yang kisi-kisinya dibuat oleh Kementerian Pendidikan.

Setelah soal diambil oleh masing-masing sekolah dari Polsek terdekat, selanjutnya soal dibawa ke dalam kelas oleh pengawas ujian untuk dikerjakan siswa. Ada 50 soal pilihan ganda yang harus dikerjakan siswa dalam rentang waktu 120 menit.

Selain SD  dan MI reguler, US juga dikerjakan di hari yang sama oleh sekolah dasar luar biasa (SDLB). Selain itu ada juga kelas kejar paket A yang diisi oleh pelajar nonreguler. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono melalui Kabid TK dan SD Hamami mengatakan, tujuan US adalah sebagai penilaian terhadap kompetensi siswa di tiap mata pelajaran.

“Tuntutannya untuk ujian SD dan MI ini adalah peningkatan hasil di setiap tahunnya. Dengan begitu bisa terlihat kalau ada perkembangan di pendidikan dasar,” ujar Hamami. Dia menambahkan, dari sembilan mapel yang akan diujikan, tiga di antaranya kisi-kisinya dibuat di tingkat kementerian dan provinsi.

Sedangkan sisanya dibuat oleh guru dari daerah dengan pengawasan provinsi. Tujuannya adalah guru dapat melihat perkembangan siswa lebih menyeluruh melalui nilai ujian. Di samping itu, kinerja guru dapat dilihat dengan menilai hasil ujian siswa.

Sedangkan dalam kelulusan nantinya, pertimbangan hasil dari US sendiri akan diserahkan kepada dewan guru yang ada di sekolah. Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, menurut Hamami, hanya mengamati laporan hasil ujian yang telah dikerjakan siswa.

Karena kelulusan diserahkan kepada sekolah, tidak ada proporsi bagi penentuan kelulusan siswa. Yang jelas nilai US akan dijadikan bekal siswa untuk dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya. “Kalau untuk pendidikan inklusif seperti SDLB atau siswa inklusif yang ada di sekolah reguler di pastikan lulus, sedangkan yang reguler tergantung dewan guru,” jelasnya.

Pelaksanaan US selanjutnya akan diawasi oleh dua orang pengawas dari sekolah yang berbeda di dalam satu sub rayon. Dalam pelaksanaan tiga hari pertama, siswa akan mengerjakan satu soal dalam satu hari. Sedangkan di tiga hari berikutnya, dalam satu hari akan mengerjakan dua soal yang kisi-kisinya dibuat oleh guru daerah. (radar)