Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jalur Erek-Erek masih Jadi Neraka

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Direktur Jawa Pos Koran Azrul Ananda (sepada warna kuning) bersama pembalap dari BRCC dan SRBC menggenjot sepedanya di tanjakan pos i Tawonan menuju Erek-Erek, kemarin.

Tetenger Ketinggian Ijen Bantu Wisatawan

LICIN – Rombongan fun cycling dari Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC) dan Surabaya Road Bike Community (SRBC) kemarin (30/7) melanjutkan agenda mereka menuju rute neraka utama, yaitu Paltuding, Kawah Ijen.

Setelah melahap rute neraka pertama di kawasan Pakel dan Segobang para pebalap tampaknya masih belum puas jika belum sampai Paltuding yang masuk dalam etape Banyuwangi Tour de Ijen itu.

Berangkat dari area Vila Solong, Sukowidi, rombongan melaju santai melewati beberapa desa yang ada di Kecamatan Kalipuro dan Kecamatan Giri. Meski stamina mereka telah terkuras di hari pertama, namun para pebalap baik dari BRCC maupun SRBC rerlihat cukup bersemangat ketika melaju melalui jalan-jalan kecil pedesaan.

Rombongan sempat terhambat dan salah jalur. Karena, rupanya di salah satu rute yang berada di Dusun Kopenbayah, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro sedang digunakan oleh warga untuk menggelar hajatan.

Untungnya, para pembalap masih tetap bisa melaluinya meskipun harus satu persatu. Setelah melewti Desa Grogol dan Jambesari, rombongan fun cycling mulai merasakan tanjakan ketika melewati Desa Kampugayar, Kecamatan Glagah. Jalanan pun semakin menanjak hingga melewati perkebunan Kalibendo.

Mendekati res area Jambu, Direktur Jawa Pos Koran Koran Azrul Ananda bersama Ketua ISSI Banyuwangi, Guntur Priambodo melakukan sprint secara bersamaan sebelum akhirnya beristirahat sejenak di  rest area. Usai beristirahat, merek melanjutkan balapan ke tanjakan yang cukup berat ke arah Tawonan.

Pebalap tampak mulai merasakan siksaan di tanjakan setinggi 999 MDPL ini. Bahkan, pelatih Timnas BMX Indonesia, Dadang Haries Purnomo, terlihat cukup kelelahan dan menjadi pebalap paling buncit yang tiba di  Tawonan.

Usai beristirahat beberapa menit, para pebalap sempat mulai ragu untuk melanjutkan perjalanan. Reputasi tanjakan Erek-Erek membuat banyak pebalap berpikir ulang. Namun, setelah Azrul mengajak untuk melanjutkan balapan hingga Erek-Erek, puluhan pebalap langsung menggenjot pedal hingga ke tanjakan dengan elevasi paling tingi di rute tersebut.

Benar saja, saat melewati Erek-Erek, sejumlah pebalap berjuang keras mencapai finis. Sambil beristirahat di Erek-Erek, para pebalap berebut foto di tetenger 1.305 mdpl yang berada di rest point.

“Stamina kita banyak yang terkuras kemarin. Jadi, tidak bisa maksimal, ini memang salah satu tanjakan tertinggi yang disebut Horce Class (HC). Untuk bisa melewati tanjakan ini minimal pebalap harus berlatih lima kali dalam seminggu dengan rute tanjakan,” kata Guntur.

Sekadar tahu, penanda pos I Tawonan dan Erek-Erek tersebut dipasang oleh Jawa Pos Radar Banyuwangi. Di pos I Tawonan di pasang papan kayu bertuliskan 999 Mdpl dan 11 Km menuju Ijen. Sementara di kawasan Erek-Erek tertulis 1.305 mpdl, 9 Km menuju Ijen.

Tentenger ini sangat membantu pengunjung Ijen, terutama untuk mengetahui ketinggian dan jarak menuju Ijen. Tak sedikit para wisatawan untuk berhenti sejenak lalu menyempatkan selfie dengan latar belakang tetenger tersebut.

Bahkan, para pebalap yang melintas di kawasan itu tak lupa berfoto dengan latar papan penanda bikinan Jawa Pos Radar Banyuwangi tersebut. “Di tempat lain belum ada tetenger seperti ini. Bisa jadi ini yang pertama di Indonesia,” cetus Warseno, salah seorang pebalap yang ikut dalam rombongan cek rute Tour de Ijen, kemarin.

Di akhir race, hanya ada sekitar sepuluh orang pebalap yang melanjutkan perjalanan hingga Paltuding. Ada yang menarik dari cek rute di kawasan Ijen kemarin. Untuk menyemangati pebalap, Azrul Ananda dan Guntur Priambodo membuka “sayembara”.

Siapa yang paling terdepan menuju Paltuding bakal mendapatkan hadiah berupa uang. Sepuluh pebalap tersebut akhirnya start dari Erek-Erek menuju di finis pemenangnya langsung mendapatkan hadiah dari Azrul Ananda dan Guntur Priambodo.

“Erek-erek paling berat. Tapi yang lebih berat ketika harus melanjutkan hingga Paltuding. Ini tadi banyak kendaraan, karena pas hari Minggu, jadi para pebalap tidak bisa maksimal. Mungkin jika jalanan lebih sepi dan beberapa lubang diperbaiki, balapan lebih maksimal,” kata pebalap BRCC, Bambang Suryadi, yang berhasil finish hinga Paltuding. (radar)