Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jatuh Bangun Tetap Meriah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Ratusan Peserta FSC Torehkan Sejarah

BANYUWANGI – Para pencinta sepatu roda di Banyuwangi mencatatkan sejarah, kemarin. Mereka berlomba adu cepat dalam perhelatan Fun Skate Competition (FSC) 2017 yang digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi bekerja sama dengan Inline Skate Activity (ISA) dan Dinas  Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi.

Bagi pencinta sepatu roda Banyuwangi, FSC  merupakan lomba sepatu roda yang kali pertama digelar di kabupaten berjuluk Sunrise of Java tersebut. Meski baru kali pertama, even ini mendapat sambutan meriah dan peserta maupun penonton. Ratusan penonton begitu tertib  menyaksikan lomba dari luar garis pembatas   yang dipasang panitia.

Sebanyak 200 peserta ambil bagian  dalam lomba yang dimulai pukul  06.00 di jalan raya sebelah selatan Taman Blambangan tersebut.  Ratusan peserta itu dari kalangan   pelajar TK/PUAD dan Sekolah Dasar (SD). Ada empat kategori yang dilombakan.

Kategori pertama tingkat   PAUD dan TK, kategori kedua untuk siswa kelas 1 dan 2 SD, kemudian kategori ketiga untuk kelas 3 dan 4  SD, dan kategori keempat untuk C  untuk kelas 4 dan 5 SD.  Seluruh peserta dan orang tua  yang mendampingi tampak antusias.

Saking semangatnya ikut lomba, tak sedikit dari peserta  terjatuh di lintasan. Bagi peserta,   jatuh bangun sudah biasa karena sebelum bertanding mereka kerap delosor di jalan beraspal. Meski  diwarnai jatuh bangun, lomba  yang berakhir pukul 09.30 itu tetap mendapat sambutan meriah dari  masyarakat.

Adu cepat sepatu roda memang tergolong baru di Banyuwangi. Meski begitu, seluruh peserta yang mayoritas adalah pemula sudah terlihat  ahli memainkan sepatu roda layaknya seorang atlet profesional. Namun, ada juga peserta yang masih malu- malu dan grogi saat tanda start perlombaan dimulai. Ada peserta tiba-tiba menangis  saat wasit meniup peluit tanda start.

Tiba-tiba saja, peserta laki- laki yang masih duduk di bangku  sekolah dasar itu menghampiri   orang tuanya dengan menangis sejadi-jadinya. Ada pula, satu peserta yang masih duduk di  bangku PAUD tiba-tiba mencari  ibunya saat perlombaan sedang berlangsung.

Peserta yang diketahui bernama  Amira Fatin, 4 ini tiba-tiba saja kembali ke garis start saat dirinya  hampir saja sampai di garis finis.  Padahal ibunya saat itu sedang  menunggu anaknya tersebut di garis finish. ”Mungkin masih grogi  padahal saya sudah menunggu   di finish. Tapi enggak apa-apa, acara seperti ini bagus untuk mental  anak-anak kami. Ini juga sebagai  wadah penyaluran bakat sepatu roda anak saya,” ujar Sri Winingsih,  ibunda dari Amira Fatin.

Atas aksi dari anak-anak ini yang lucu juga menjadi hiburan tersendiri bagi penonton yang memadati sirkuit perlombaan. Di kategori  SD, perlombaan terlihat lebih seru.   Peserta yang diketahui sudah besar-besar ini beradu cepat dengan  serius.

Tidak sedikit peserta yang  jatuh bangun ke aspal untuk sampai  di garis finis. Meski begitu mereka  tetap semangat melanjutkan perlombaan sampai mencapai garis finis. Meski terjatuh, peserta tidka terluka  karena mengenakan pengaman.  Seluruh peserta tampak antusias  untuk mencapai garis finis mencari waktu tercepat. Setelah sampai di garis finis, peserta juga langsung  mendapatkan sertifikat gratis yang disediakan panitia.

”Sudah lama anak saya bermain  sepatu roda, tapi baru kali ini ikut lomba. Acara ini sangat baik bagi  anak saya, ini bisa memotivasi  anak untuk terus berkembang,”  kata Endang Lusiani, ibunda dari Frida Yuliastuti, peserta asal SD Al Uswah Kebalenan.

Untuk peserta lomba, panitia mewajibkan memakai peralatan perlindungan bagi olahraga inline  skate standar. Perlengkapan itu  meliputi helm standar, sepatu roda standar, pads untuk melindungi   siku dan lutut serta pakaian yang  sesuai dengan tubuh inline skater agar tidak lecet jika terjatuh.

Dalam lomba kemarin, yang dinilai oleh tim juri bukanlah dia yang  paling terdepan. Melainkan adalah catatan waktu terbaik dari mulai  babak penyisihan hingga babak final. Tercatat ada 12 pemenang  yang mencatatkan waktu tercepat.  Tidak hanya perlombaan, setelah  acara selesai dilakukan, coaching clinic tentang sepatu roda juga  di berikan gratis oleh pihak panitia.

Dalam hal ini komunitas sepatu  roda dari Jember yang memberikan materi bagaimana bermain sepatu  roda dengan baik. ”Yang terpenting dalam bermain sepatu roda itu  adalah fasilitas keamanan seperti  helm dan pads di lutut kaki dan  tangan,” ujar Samsudi, salah satu pelatih di komunitas sepatu roda  Jember.

Setelah coaching clinic, para  peserta menerima hadiah dan tropy dari panitia yang diserahkan  langsung oleh Kepala Dispora  Banyuwangi Wawan Yadmadi; Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, Samsudin Adlawi; dan  Pimpinan Redaksi Bayu Saksoso.

Wawan mengaku senang dengan antusias peserta yang mengikuti  Fun Skate Competition ini. Menurutnya, perlombaan ini bisa menjadi wadah bagi anak-anak yang menggemari olah raga sepatu roda  di Banyuwangi. ”Sangat bagus  sekali. Ini juga bisa dijadikan untuk menjaring atlet-atlet sepatu roda  di Banyuwangi,” kata Wawan.

Ketua Panitia, Gerda Sukarno mengucapkan terima kasih kepada  seluruh peserta dan kepada pihak  terkait atas suksesnya acara kemarin. Utamanya kepada pihak  Dinas Kesehatan (Dinkes) yang  membantu menyediakan tenaga medis dan ambulans dari Puskesmas Singotrunan, Puskesmas  Kertosari, dan RS Islam Fatimah.

Panitia juga mengucapkan terima kasih kepada tim juri  dari mahasiswa FOK Uniba Banyuwangi  yang membantu lancarnya pencatatan timer peserta Fun Stake Competition ini. ”Kita juga ber-  terima kasih kepada Komunitas Sepatu Roda Banyuwangi dan Jember, kepada Dishubkominfo  dan Satpol PP yang membantu,  kami ucapkan terima kasih,” tandas Gerda. (radar)

Kata kunci yang digunakan :