MUNCAR – Untuk menyemarakkan upacara petik laut yang akan digelar pada Kamis (5/10), para nelayan yang ada dipesisir Pantai Muncar mulai menghias perahu dan kapal yang biasa dibuat untuk melaut kemarin (29/9).
Para nelayan yang sebagian besar sengaja tidak melaut, juga banyak yang mengecat perahu dan kapalnya. Berbagai aksesori dipajang, termasuk menambah sound system. “Setiap petik laut kapal harus tampak baru, karena tahun baru dan semangat baru,” cetus Sugeng, 43, salah satu nelayan yang tinggal di pantai Satelit, Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Bukan hanya para nelayan yang sibuk mempersiapkan upacara ritual petik laut, panitia juga mulai mempersiapkan sesaji yang akan dilarang dalam ritual petik laut itu. Gitik sesaji itu dibuat dari kayu yang menyerupasi perahu nelayan. “Gilik sesaji dibuat secara swadaya dan habis Rp. 1 juta lebih,” katanya.
Gitik sesaji yang telah selesai dibuat itu, nanti akan diisi sejumlah sesaji mulai dari hasil bumi seperti sayuran, palawija, buah-buahan, poro bungkil, dan sejenisnya. “Juga ada kepala sapi yang diberi kail dari emas cetus,” Asbullah, 41, nelayan Muncar lainnya.
Menurut Asbullah, gitik sesaji itu saat petik laut akan dibawa menuju pelabuhan, tempat dilaksanakannya petik laut. Di pelabuhan, juga akan digelar zikir akbar, santunan yatim piatu, dan khataman alquran. “Setelah didoakan gitik sesaji dilarung ke tengah laut,” ungkapnya, (radar)