Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jelang Tutup Tahun, Dana Delapan Cabor tak Cair

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Nasib ngenes rupanya masih berlanjut untuk delapan cabang olahraga (cabor) yang bernaung di bawah naungan KONI Banyuwangi. Dibanding cabor lain, hingga kini mereka belum juga mendapat bantuan dana seperti yang telah dialokasikan  KONI lewat APBD 2012.Alhasil, dengan mepetnya masa anggaran tahun 2012, delapan cabor tersebut terancam ngaplo. Kedelapan cabor tersebut adalah PSTI, Taekwondo, POSSI, PJSI, FPTI, PBSI, PABBSI, dan Pelti. Hingga kini, mekanisme pencairan dana kedelapan cabor di tingkat birokrasi Pemkab Banyuwangi belum jelas.

Bahkan, KONI Banyuwangi sudah angkat tangan untuk mendesak agar dana tersebut segera bisa dicairkan. Bendahara KONI Banyuwangi, Mandiri Warang Agung mengaku sudah kehabisan akal untuk membantu pencairan dana delapan cabor tersebut. Beberapa upaya sudah dilakukan KONI agar dana itu segera bisa dicairkan. Nyatanya, hingga kini dana itu masih betah ngendon di kas pemerintah daerah dan belum dicairkan. Soal penyebab keterlambatan pencairan itu, Agung belum tahu pasti. Hanya saja permintaan pemerintah seperti revisi proposal pengajuan yang dianggap keliru sudah dilakukan.

Bahkan, kabar terakhir pencairan tinggal menunggu tanda tangan lewat SK bupati. Faktanya hingga kini dana itu juga belum bisa turun. “Ya, KONI sudah berusaha untuk menanyakan dana itu.  Tapi apa boleh buat semua kembali pada mekanismepencairan yang ada. Kami  angkat tangan,” ujar politisi PKS ini. Menilik anggaran yang ada, untuk cabang Taekwondo, bantuan yang semestinya diterima sebesar Rp 75 juta, FPTI Rp 50 juta, PABBSI Rp 75 juta, PBSI Rp 225 juta, Pelti Rp125 juta, PJSI Rp 50 juta, POSSI Rp 50 juta, dan PSTI Rp 50 juta. Soal mepetnya dengan akhir tutup buku anggaran, Agung bahkan memiliki pendapat lain.

Agung menyarankan, kalaupun cabor menerima bantuan dana, dia meminta segera membuat laporan kegiatannya. Namun, bila dirasakan mepet, maka KONI tidak melarang bila kemudian ada cabor yang tidak mengambil dana yang menjadi haknya. Belum cairnya dana delapan cabor tersebut, menurut Agung, sebenarnya hal itu tidak bisa dibiarkan. Sebab, kondisi tersebut bisa menjadi preseden buruk bagi dunia olahraga di Banyuwangi. “Ya serba salah, cair pun sudah mepet dengan akhir tahun,” cetusnya. (radar)