Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jemur Pakaian Jelang Armina

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Jamaah calon haji Banyuwangi mencuci dan menjemur pakaian kotor yang disediakan fasilitas oleh hotel Masakin Al Hayat, kemarin (24-8)

MAKKAH – Mendekati puncak haji di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) seluruh jamaah dari Banyuwangi mulai melakukan sejumlah persiapan. Salah satunya dengan mencuci pakaian yang kotor dan menjemur di sekitar areal hotel.

Beruntung, jamaah Banyuwang menempati hotel yang menyediakan fasilitas mesin cuci dan areal penjemuran. Salah satu jamaah, Zuroida lmawan melaporkan, pihak hotel Masakin Al Hayat tempat kloter 37 menginap menyediakan fasilitas mesin cuci yang jumlahnya cukup banyak.

Selain itu juga tersedia fasilitas tempat menjemur yang cukup lapang. Jamaah memanfaatkan fasilitas tersebut, untuk mempersiapkan jelang keberangkatan pelaksanaan armina.

“Kalau pakaian tidak dicuci dan dijemur persiapannya malah mepet dan bisa mengganggu ibadah,” ujar Zuroida. Sementara itu, di sela-sela menunggu waktu Wukuf beberapa jamaah dari KBIH Sabilillah mengunjungi Hudaibiyah, kemarin (24/8).

Untuk sampai Hudaibiyah, harus menempuh jarak sekitar 20 kilometer perjalanan. Jamaah juga berniat melakukan umrah sunnah dengan miqat Hudabiyah. “Di tempat ini jamaah dikenalkan dengan sejarah Hudaibiyah, di mana pada zaman Nabi SAW terdapat perjanjian antara kaum muslimin dan kafir Quraisy yang terjadi pada tahun ke-6 Hijriyah pada bulan Dzulqaidah,” ujar Susi Yurida Irawati.

Rasulullah menetapkan Hudaibiyah sebagai salah satu dari beberapa tempat miqat (berniat memulai haji atau umrah) bagi calon jamaah yang ingin melaksanakan haji atau umrah. Di Hudaibiyah yang berada di kawasan daerah luar batas Taman Haram ini terdapat sebuah masjid yang sering dipergunakan oleh calon jamaah haji dan umrah untuk mandi, melaksanakan salat, dan memulai niat ihram.

Di sisi kanan masjid terdapat satu bangunan tua yang tidak lagi utuh. Di lokasi inilah, lahirnya perjanjian Hudaibiyah yang menjadi awal titik penaklukan Makkah oleh kaum muslimin di bawah pimpinan Rasulullah SAW.

Mendekati pelaksanaan Armina, seluruh petugas kloter, mulai dari ketua kloter, pembimbing ibadah dan petugas medis dikumpulkan di setiap sektor. Hal itu dilakukan karena sistem pengangkutan jamaah haji tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya.

Tahun ini pengangkutan jamaah menggunakan sistem per lantai hotel dan bukan pertambangan. Meskipun sebagian besar dalam satu lantai adalah satu rombongan dan beberapa tempat ada yang lebih dari satu rombongan.

“Ketakutan jamaah tidak dalam satu bus dalam satu rombongan menjadikan permasalahan tersendiri. Hal itu perlu sosialisasi terhadap jamaah. Ditambah lagi dengan adanya jamaah yang melakukan program Tarwiyah, di mana kelompok jamaah tersebut mendahului datang ke Armina satu hari sebelum hari arofah,” ujar ketua kloter 37, syafaat.

Sementara itu, closing date atau ditutupnya wilayah kota makkah pada tanggal 28 Agustus 2017 sampai 6 September 2017 juga berdampak pada terhentinya katering haji oleh pemerintah. Selama di Makkah jamaah mendapatkan jatah makan sebanyak 25 kali yang diberikan mulai memasuki Kota Makkah dan berakhir saat closing date serta dimulai lagi setelah closing date, 6 September 2017.

Untuk kebutuhan konsumsi selama closing date tersebut, jamaah dapat membeli makanan yang banyak dijual oleh pedagang atau warung yang ada di sekitar hotel dengan menggunakan living cost atau dana pengembalian yang diterima oleh jamaah saat di embarkasi sebesar 1.500 real.

“Sebagian jamaah ada juga yang memasak sendiri menggunakan magic com,” tandasnya. (radar)