Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kakak-Adik Petenis Meja Andalan Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kakakLatihan 5 Jam Sehari dan Rajin Minum Susu Kakak beradik Sultan Ali Sadewa, 14, dan Riky Sadewa Bimantara, 11, adalah petenis meja andalan Banyuwangi. Banyak prestasi yang mereka raih. Yang terkini, mereka menyabet gelar juara 1 dan 2 Kejuaraan Piala KONI di Jember 19-20 Oktober 2013 lalu. Banyak piala menghiasi rumah sederhana di Perumahan GGM, Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, siang itu. Belasan piala itu merupakan koleksi pribadi Sultan dan Riky dalam mengikuti berbagai even kejuaraan tenis meja.

Ya, nama dua anak baru gede (ABG) petenis meja andalan Banyuwangi itu memang cukup terkenal. Keahlian mereka dalam bermain bola pingpong di atas meja sudah tidak diragukan lagi. Walhasil, anak pasangan suami istri (Pasutri) Agus Nursalim, 40, Dewi Okta Indarsih, 36, itu selalu tampil oke di berbagai kejuaraan baik level lokal maupun nasional. Setiap mengikuti kejuaraan, kakak beradik tersebut nyaris tidak pernah gagal menggondol juara. Selain mempunyai bakat sejak belia, dua bersaudara itu juga rajin berlatih setiap hari.

Bahkan, latihan rutin tidak hanya dilakukan satu atau dua jam per hari. Latihan yang dilakukan setiap hari biasanya sampai lima jam. Biasanya, dua atlet muda tersebut menjalani latihan setiap sore Kemudian, latihan yang dilakukan di halaman rumah mereka itu diteruskan pada malam hari. Itu memang sudah biasa dilakukan sejak mereka anak-anak. Latihan rutin itu bertujuan mengasah skill. Tapi, ter nyata latihan keras itu masih belum cukup. Sebab, dengan latihan berat, kondisi tubuh justru bisa kelelahan. Nah, untuk menjaga stamina agar tidak loyo di pagi hari, maka dua bersaudara tersebut juga rutin minum susu usai latihan.

‘’Setiap habis latihan minum susu,’’ ujarSu ltan Ali Sadewa. Sultan mulai menorehkan tinta emas sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). ‘’Saya mulai latihan waktu umur 10 tahun. Saya ingat waktu menjadi juara U-11 di ke juaraan Banyuwangi,’’ terang siswa yang kini duduk di bangku SMA itu. Dari situ, beberapa kejuaraan dilalui dengan manis, antara lain juara I Jawa Bali, juara I Karesidenan Besuki, juara 1 dan juara 3 kejuaraan di Pasuruan. ‘’Ini piala dan medali masih disimpan se bagai kenang-kenangan,” katanya sambil me nunjuk medali yang ditata di meja ru mah nya.

Prestasi moncer Sultan ternyata menurun ke pada sang adik. Sang adik yang kini masih kelas enam SD itu juga sudah banyak me raih penghargaan. Selain penghargaan lo kal, kapasitas di juga sudah teruji di pentas regional dan nasional. ‘’Saya diminta latihan terus sama bapak,” kata Riky Sa dewa Bimantara. Sejauh ini, Riky sudah meraih banyak pres tasi, misalnya juara 3 Nasional U-12 di Jawa Tengah, juara 1 dan 3 Jawa Bali U-10 dan U-12, juara 2 Jatim di Pamekasan dan juara O2SN Jatim. Sebelumnya, dia juga su dah merebut juara 1 Porseni Banyuwangi dan O2SN Banyuwangi.

Atas kehebatan itu, dua petenis meja itu masuk seleksi atlet Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Jawa Timur. PTSMSI Jatim pun meminta untuk dua putra daerah itu mengikuti Puslatda di Surabaya. ‘’Anak-anak diminta sekolah di Surabaya, tapi anak saya tidak mau,’’ kata Agus Nursalim. Sebenarnya, orang tua sangat mendukung permintaan PTMSI Jatim itu. Sayang, dua putra terbaiknya itu enggan meninggalkan Banyuwangi. ‘’Katanya masih belum waktunya,’’ terangnya. Dalam waktu dekat, kata dia, dua putra nya itu akan menjadi bagian peserta da lam kejuaraan se-Asia Tenggara yang di gelar di Universitas Brawijaya, Malang.

Dalam menyongsong perhelatan itu, keduanya terus melakukan persiapan demi meraih sukses dalam ajang yang digelar November mendatang itu. ‘’Bulan depan ikut kejuaraan Asia Tenggara,’’ kata Agus. Sebenarnya, dua putranya itu mempunyai banyak agenda kejuaraan di berbagai ajang.Bah kan, karena prestasinya yang mencolok itu, daerah lain berniat menggunakan jasa dua petenis meja itu dalam Porprov 2015 mendatang. ‘’Mau diminta Pamekasan. Tapi, saya tetap minta mereka menjadi bagian dari Banyuwangi. Apalagi, Porprov mendatang Banyuwangi menjadi tuan rumah,’’ tandasnya. (radar)