Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kambing Korban Diotopsi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kambingLICIN – Serangan binatang buas yang menewaskan puluhan ekor kambing di wilayah Kecamatan Licin, Banyuwangi, terus berlanjut. Senin malam (7/9), hewan buas yang diprediksi berjenis anjing liar itu kembali membunuh seekor kambing di wilayah dekat Gunung Ijen tersebut. Demi mengetahui penyebab pasti matinya kambing secara misterius itu, Dinas Peternakan (Disnak) Banyuwangi langsung melakukan otopsi.

Otopsi dilakukan di Ruang Bedah Hewan, Disnak Banyuwangi, kemarin (8/10). Hasil otopsi, kambing tersebut tewas lantaran digigit binatang bertaring di leher bagian atas. “Ini akibat anjing liar. Ada empat bekas gigi yang masuk ke leher kambing tersebut,” ujar Kepala Disnak Banyuwangi, Heru Santoso. Menurut Heru, ber dasar informasi yang berkembang di masyara kat Kecamatan Licin, kambing yang mati itu rata-rata tidak mengeluarkan darah.

Namun, berdasar hasil otopsi kemarin, darah keluar dari bekas gigitan tersebut. “Kambing ini diterkam dari atas, makanya darah keluar. Berbeda jika diterkam dari bawah leher. Sebab, kalau diterkam di leher bagian bawah, ma ka kambing akan tercekik. Cekikan tersebut me nyebabkan kambing mati. Jika sudah mati, jantung kambing tidak bisa lagi memompa darah. Mungkin pada kasus kambing yang tidak mengeluarkan darah, cekikan baru dilepas saat kambing tersebut sudah mati,” jlentrehnya.

Hasil otopsi juga menunjukkan bahwa organ dalam (jeroan) kambing masih utuh. Leher kambing patah. Itu dimungkinkan kambing berusaha melawan atau melepaskan diri saat diterkam “Sampai saat ini sudah tiga kambing yang kami otopsi. Semua diserang di bagian leher,” ungkapnya. Heru memaparkan, insting membunuh hewan liar, seperti anjing, harimau, dan lain-lain, adalah bagian leher. Sebab, di bagian leher terdapat organ vital, sehingga hewan yang diserang mudah terbunuh.

“Ini fenomena tahunan. Bisa terjadi lantaran saat ini sedang banyak anjing liar yang mengajari anaknya berburu. Bisa juga terjadi akibat siklus berahi anjing yang biasa terjadi pada Maret sampai September. Tidak tertutup kemungkinan fenomena ini terjadi karena faktor cuaca. Di musim kemarau, pakan terbatas sehingga anjing liar menyerang kambing ternak,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan, ratarata kambing yang tewas akibat serangan anjing liar itu masih muda, yakni baru berumur beberapa bulan.

Dimungkinkan,kambing muda panik saat ada anjing liar. Kemudian,  kambing muda itu keluar dari celah kandang. Bisa juga karena kandang kurang rapat, anjing bisa masuk ke kandang kambing tersebut. Sementara itu, belakangan diketahui selain di wilayah Kecamatan Licin, serangan serupa juga terjadi di wilayah Kecamatan Cluring, Kecamatan Banyuwangi, dan Kecamatan Giri. Di Kecamatan Cluring, tercatat ada 17 ekor kambing yang diserang.

Rinciannya, di Desa Cluring terjadi serangan terhadap 11 ekor kambing (empat di antaranya mati), dan di Desa Tamanagung anjing liar menyerang enam ekor kambing (empat ekor mati). Di Kecamatan Banyuwangi, tepatnya di Kelurahan Sobo, juga terjadi serangan serupa, yakni menimpa tujuh ekor kambing. Di Kelurahan Penataban, Kecamatan  iri, kambing yang diserang mencapai delapan ekor. Jumlah dan tempat serangan anjing liar tersebut diprediksi terus bertambah.

“Kesimpulan hasil investigasi dan pengamatan medic veteriner (ilmu kedokteran hewan), kambing yang mati tersebut disebabkan gigitan anjing liar, bukan karena digigit hewan jadi-jadian,” tegasnya. Masih menurut Heru, pihaknya belum bisa memastikan dari mana datangnya anjing liar yang menyerang ternak warga Banyuwangi tersebut. Anjing liar itu bisa anjing piaraan warga yang lepas atau sengaja dilepaskan, atau bisa jadi anjing hutan.

Langkah yang perlu dilakukan adalah mengontrol populasi anjing liar. Bila memungkinkan, juga perlu dilakukan eliminasi (pengurangan) anjing dan memperbaiki konstruksi kandang kambing. “Kami juga sudah menurunkan petugas untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar kasus gigitan anjing liar tersebut tidak menimbulkan multitafsir atau bahkan saling curiga,” pungkasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :