Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kapal Bulog Kelamaan Sandar

KAPAL PADAT: Situasi dermaga pelabuhan Tanjung Wangi di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KAPAL PADAT: Situasi dermaga pelabuhan Tanjung Wangi di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

KALIPURO – Program pelabuhan peti kemas di pelabuhan Tanjung Wangi mendapat perhatian serius dari Menteri Negara (Meneg) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan. Kementerian Negara BUMN mendorong percepatan pelabuhan milik PT Pelindo III tersebut menjadi pusat kegiatan peti kemas atau pelabuhan kontainer.

Untuk mendorong percepatan realisasi pelabuhan kontainer itu, pekan lalu (21/6) Menteri BUMN Dahlan Iskan mengunjungi pelabuhan yang berlokasi di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro itu pekan lalu (21/6). Menurut Dahlan, pelabuhan Tanjung Wangi memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pelabuhan peti kemas.

Karena itu, dia memutuskan da tang ke pelabuhan yang ada di ujung paling timur pulau Jawa ini. Selama berada di Tanjung Wa ngi, Dahlan melihat dari dekat semua aktivitas dan sarana yang ada di pelabuhan itu. “Saya datang ke sini melihat per siapan menjadi pelabuhan kontainer. Semua pelabuhan saya dorong dan harus memiliki pelabuhan kontainer, termasuk Banyuwangi,” ujarnya.

Menteri BUMN itu me nargetkan pada tahun 2013 mendatang, pelabuhan kontainer sudah beroperasi di Pelabuhan Tan jung Wangi. Menurutnya, realisasi pelabuhan kontainer di Tanjung Wangi bisa se ge ra direalisasikan karena pe merintah daerah memiliki keinginan besar. Apalagi, Bupati Anas sudah ber hasil mendapatkan dana dari pusat untuk me ngem bangkan sarana dan prasana yang sudah ada di pelabuhan Tanjung Wangi.

“Kita akan dorong terus keinginan pemerintah daerah menjadikan pelabuhan ini menjadi pelabuhan kontainer,” tegasnya. Dalam kunjungan itu, Dahlan juga menemukan beberapa per masalahan yang ada di pe labuhan Tanjung Wangi. Sa lah satunya, gudang milik Bu log yang belum beroperasi selama 24 jam. Kalau gudang Bulog tidak beroperasi 24 jam, maka akan mengganggu proses bongkar muat di pelabuhan.

Kalau gudang Bulog tidak segera beroperasi 24 jam, maka sandar kapal di pelabuhan akan lama. “Orang tidak tertarik kalau proses sandarnya ter lalu lama,” ujar Dahlan. Karena itu, kalau kapal Bulog ter lalu lama sandar, maka kapal-kapal lain tidak bisa masuk. “Pemilik kapal tidak mau sandar kapalnya lama, karena biaya sewa kapal setiap hari mahal,” katanya.

Kalau proses sandarnya lama, maka pemilik kapal akan rugi. Kalau kapal rugi, maka me- reka tidak mau mampir lagi ke pelabuhan Tanjung Wangi. “Jadi kapal Bulog jangan sampai mengganggu masuknya kapal lain. Kalau kapal Bulog terlalu lama bongkar, kapal lain tidak bisa masuk,” katanya. Untuk itu, tambah Dahlan, solusinya gudang Bulog harus buka 24 jam. Menteri Dahlan berjanji akan membicarakan dengan direksi Bulog untuk mencari solusi persoalan tersebut. (radar)

Kata kunci yang digunakan :