Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kapolsek Tunggu Laporan Korban

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GAMBIRAN– Kelanjutan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Sumarto Budi Wijoyo, 16, seorang pelajar sebuah SMK di Kecamatan Genteng oleh petugas Polsek Gambiran, tampaknya masih belum jelas. Hingga kemarin (22/7), pihak korban, Sumarto Budi Wijono, 16, warga Dusun Kepatihan, Desa/ Kecamatan Cluring, ternyata masih belum mendatangi Mapolsek Gambiran, untuk melaporkan kasus dugaan penganiayaan tersebut.

Kapolsek Gambiran AKP Ibnu Mas’ud, mengatakan, sebenarnya dirinya siap menerima kedatangan Budi dan orang tuanya, Sulamun, 46, untuk melapor ke Mapolsek Gambiran. “Namun sampai sekarang orangnya belum melapor. Kitanggaktahu orangnya yang mana,” kata Ibnu Mas’ud kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin .

Mas’ud menuturkan, sebenarnya dirinya sangat menunggu kedatangan pihak korban dan orang tuanya, sehingga bisa segera mengecek kebenaran informasi dugaan penganiayaan tersebut. Sebab, begitu mendengar ada dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh polisi, dirinya langsung melakukan cross checkkepada para anaknya buahnya.

Hasil pengecekan ulang itu menyebutkan, bahwa para anak buahnya mengaku tidak ada yang pernah melakukan penganiayaan terhadap kor-ban di perempatan lampu merah Jajag, Kecamatan Gambiran. Selama ini, lanjut Mas’ud, pihaknya dan anggotanya hanya melakukan operasi di operasi di Perliman Jajag, per-batasan Kecamatan Gambiran, dan Cluring.

“Selain itu, kita operasinya di depan mako. Makanya, kalau dikatakan operasinya di lampu merah, kita nggak pernah melakukan operasi di sana,” tandasnya. Sementara itu, Sulamun, kemarin masih belum bisa dimintai komentar terkait kelanjutan kasus yang menimpa anaknya tersebut. “Saya masih sibuk. Saya masih motong kayu. Nanti malam saja,” elaknya seraya menutup pembicaraan melalui ponselnya.

Seperti diberitakan kemarin, seorang pelajar mengaku menjadi korban aksi kekerasan oknum petugas kepolisian. Dia adalah Sumarto Budi Wijoyo, 16, warga Dusun Kepatihan, Desa/Kecamatan Cluring. Siswa kelas XI SMK di Kecamatan Genteng tersebut menerima perlakuan kasar dari petugas saat operasi penertiban kendaraan di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran sekitar pukul 21.00, 4 Juli 2012 lalu.

Ceritanya, saat itu, korban bersama dengan teman-temannya sedang nongkrong di barat perempatan lampu merah, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Di waktu yang sama, anggota Polsek Gambiran sedang melakukan razia kendaraan. Meski begitu, sepeda motor Yamaha Jupiter MX milik korban yang di parkir juga tidak beranjak dari lokasi semula. Padahal, roda dua rakitan tahun 2009 itu juga protolan.

Tetapi, tanpa diduga, tiba-tiba salah seorang polisi mendatangi korban. Setelah mendekat, polisi tersebut meminta surat-surat kendaraan. Selain itu, polisi tersebut juga meminta kunci sepeda motor yang di parkir tersebut. Menerima permintaan itu, sulung dari tiga saudara itu tidak lekas memberikan kontak. Dia lebih dulu meminta mengambil surat yang tertinggal di rumah. Atas penolakan tersebut malah berbuntut aksi pemukulan. ’’Saya nggak mau kasih kontak, perut saya malah dipukul,’’ ujar Sumarto kala itu. (radar)