Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ke Sekolah Cukup Ngontel

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Operasi Simpatik Semeru 2017 resmi digeber  sejak 1 Maret 2017 lalu. Program ini bertujuan untuk meningkatkan  simpatik masyarakat terhadap  polisi lalu lintas utamanya dalam mendukung kebijakan Kapolri  dalam terciptanya keamanan,  keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan raya.

Karena kegiatan ini bertema  simpatik, maka operasi yang dilakukan oleh Satlantas Polres Banyuwangi lebih kepada tindakan yang  simpatik kepada masyarakat. Misalnya saja dengan cara blusukan  ke masyarakat seperti ke pasar, permukiman warga, tukang parkir,   sopir angkot dan pengendara kendaraan di jalan raya itu sendiri.

Operasi Simpatik Semeru 2017 ini secara serentak akan terus berlangsung sampai 21 Maret 2017 mendatang. Kasatlantas Polres Banyuwangi, AKP Andrianto Nugroho melalui  Kanit Laka Iptu Budi Hermawan mengatakan, Operasi Simpatik  Semeru 2017 juga digelar dengan menge depankan pendekatan persuasif.

Bagi pelanggar akan  lebih diingatkan saja jika terjadi  kesalahan. Misalnya kesalahan  tidak menyalakan lampu sepeda  motor di siang hari. Bagi pengendara yang melakukan pelanggaran jenis ini akan diberi sanksi teguran. Sesuai arahan dari Kapolres   Banyuwangi, operasi ini juga bertujuan menyadarkan para orang  tua wali murid pelajar yang belum   mengantongi SIM agar tidak mengendarai sepeda motor sendirian ke sekolah.

Pelajar turut menjadi sasaran razia demi mendukung program Pemkab Banyuwangi yang tengah gencar menggulirkan  gerakan bersepeda ontel saja. ”Kalau masih sekolah lebih baik pakai  sepeda ontel saja. Selain aman juga sehat di badan,” kata Budi.

Budi Hermawan menambahkan, untuk saat ini anak-anak pelajar khususnya yang ada di pedesaan  memang sedang tren menggunakan  sepeda motor untuk pergi ke sekolah. Banyak juga ditemukan anak-anak  yang tidak pakai helm saat berkendara  di jalan raya.

”Trennya memang begitu, utamanya anak-anak di pedesaan  banyak yang menggunakan sepeda  motor di jalan raya. Itu sangat membahayakan karena emosional mereka belum bisa terkontrol saat berkendara,” tambahnya.  Selama operasi simpatik ini dijalanakan, pihaknya memang terus  melakukan operasi di jalan raya.

Akan tetapi, jika dalam razia ditemukan ada pelajar yang menggunakan sepeda motor ke sekolah, pihaknya tidak sertya merta akan menindak tilang kepada pelajar tersebut. Akan tetapi lebih kepada  pendekatan secara persuasif dan  diberi surat teguran secara tertulis.

”Setelah tanggal 21 Maret baru ada sanksi tilang, tegas Budi. Sementara itu, dalam blusukan  yang dilakukan Satlantas Polres Banyuwangi ke pasar-pasar dan tukang parkir yang ada di jalan  protokol Banyuwangi, petugas  juga membanguikan stiker dan  pamlet tata tertib berlalu lintas.

Parkir sembarangan yang dilakukan sopir angkot juga ditertibkan oleh pihak Satlantas Polres Banyuwangi  sejak operasi ini digulirkan. ”Kita beri surat teguran bagi sopir angkot  yang parkirnya sembarangan.  Komunitas motor juga kami beri arahan agar tidak ugal-ugalan di  jalan,” pungkasnya. (radar)