Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kedelai Target 5000 Ton, Terpenuhi 41 Ton

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kedelaiBANYUWANGI – Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) Banyuwangi gagal memenuhi target penyerapan kedelai lokal di tahun 2013. Dari target penyerapan sebanyak 5000 Ton, Bulog ternyata hanya mampu menyerap 41 Ton kedelai dari petani lokal. Wakil Kepala Bulog Sub Divre Banyuwangi, Ko muli mengatakan, penyerapan kedelai lokal di tahun 2013 hanya terjadi dalam dua bulan, yakni sekitar November sampai De sember 2013, atau saat masa panen kedelai di Ba nyuwangi.

“Saat itu kami hanya menyerap kedelai petani sebanyak 41 ton,” ujarnya dikonfirmasi via sambungan telepon kemarin (27/2). Kabar baiknya, kegagalan Bulog memenuhi target penyerapan kedelai lokal itu terjadi akibat harga di tingkat pe tani lebih tinggi dibanding harga beli dari petani (HBP) yang telah ditetapkan pemerintah. Sesuai Peraturan Menteri Per dagangan Nomor 25 dan 26 Tahun 2013, pemerintah me netapkan HBP sebesar Rp 7 ribu per kilogram (Kg) dan har ga jual ke perajin (HJP) tahu-tempe Rp 7.450 per Kg.

Sementara itu, harga kedelai di tingkat petani kala itu mencapai sekitar Rp 8 ribu per Kg. Dijelaskan, pada dasarnya HBP ditetapkan untuk melindungi petani agar harga kedelai di pasaran tidak anjlok. Nah,  karena kala itu harga kedelai lokal di pasaran lebih tinggi dari pada HPP, maka Bulog tidak berkewajiban membeli kedelai petani lokal. “Kami bersyukur harga kedelai di tingkat petani kala itu lebih besar daripada HBP. Sehingga, petani lebih bersemangat menanam kedelai,” jelasnya.

Menurut Komuli, pembelian kedelai lokal sebanyak 41 ton tersebut dilakukan berdasar permintaan asosiasi perajin tahu dan tempe Banyuwangi. Sebab, kala itu para perajin tahu dan tempe tidak mampu membeli kedelai  alam jumlah banyak, sedangkan jika beli sedikit, harga kedelai bisa lebih mahal. Seluruh kedelai yang dibeli dari petani dengan harga yang disesuaikan harga yang berlaku di tingkat petani, tersebut sudah dibeli asosiasi perajin tahu dan tempe.

“Jika harga kedelai lebih tinggi daripada HBP, hukumnya sunah bagi Bulog membeli kedelai. Asal ada permintaan, Bulog bisa membeli dari petani untuk di salurkan kepada pihak yang meminta pengadaan kedelai tersebut,” terangnya. Sementara itu, di tahun 2014 Bulog Sub Divre Banyuwangi menargetkan penyerapan kedelai lokal sebanyak 1.870 ton. Sampai saat ini, kata Komuli, Bulog sudah membeli 7,1 ton kedelai lokal.

Berdasar Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 84 Tahun 2013 yang berlaku 1 Januari sampai 31 Maret 2014, HBP kedelai sebesar Rp 7.500 per Kg.  “Itu pun sama dengan tahun 2013. Kalau harga kedelai di ting kat petani lebih tinggi dari HBP, Bulog tidak wajib membeli kedelai. Kami berjaga-jaga, jika harga kedelai di pasaran lebih rendah dari HBP, kami wajib membeli,” pungkasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :