Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kelangkaan Pupuk Semakin Menggila

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GLENMORE – Kelangkaan pupuk urea di wilayah Kabupaten Banyuwangi tampaknya semakin menggila. Hampir semua kios pupuk di Banyuwangi Selatan kosong stok. Di antara kios yang kini mengalami kelangkaan pupuk adalah kios di wilayah Kecamatan Srono, Genteng, Bangorejo, Cluring, Gambiran, Glenmore, dan Kalibaru. “Kita kesulitan mendapatkan pupuk, padahal itu sangat diperlukan,” cetus Sunarto, petani cabai asal Desa/Kecamatan Cluring.

Sejumlah pemilik kios pupuk yang ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi mengaku tidak memiliki stok pupuk urea. Mereka tidak tahu penyebab kelangkaan pupuk tersebut. “Pupuk urea nggak ada, sulit sekarang, Mas.” kata Fauzi, pemilik kios pupuk di Kecamatan Glenmore. Kelangkaan pupuk itu menyebabkan para petani kesal. Meski sudah keliling mencari pupuk, tapi petani tetap tidak dapat. “Saya sudah keliling ke sejumlah kios, tapi tidak ada,” cetus Hamdan, salah satu petani asal Desa Sumbersari, Kecamatan Srono.  

Demi mendapatkan pupuk, Hamdan mengaku tidak hanya keliling ke kios di Kecamatan Srono. Hamdan juga menyisir sejumlah kios pupuk di wilayah  Kecamatan Genteng. “Kalau sampai terlambat memberi pupuk, padi sulit gemuk dan buahnya sedikit,” dalihnya. Hamdan dan para petani di desanya mengaku tidak bisa berbuat banyak atas kelangkaan pupuk urea tersebut. Hanya bisa prihatin. Mereka juga tak habis pikir dengan sikap pemerintah yang tidak segera mengatasi persoalan petani itu.

Apakah tidak mencoba pupuk organik? Hamdan menyampaikan, pupuk organik untuk lahan di desanya tidak tepat. “Pemakaian pupuk organik harus tahu kondisi lahannya,” ungkapnya. Sementara itu, kelangkaan pupuk di Kabupaten Banyuwangi ini sangat kontras dengan tingginya pengiriman pupuk urea dari Banyuwangi ke luar daerah. Truk  yang kecelakaan di GunungGumitir pada Minggu (13/7) itu mengangkut 28 ton pupuk urea. 

“Truk gandeng yang kecelakaan di Gunung Gumitir itu mengangkut pupuk dari Banyuwangi ke Jember,” kata Khotib, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Kalibaru. Menurut Khotib, kelangkaan pupuk juga dirasakan petani Kalibaru. Mereka sangat bingung, karena tanaman padi sudah waktunya dipupuk. “Pemerintah harus menjelaskan kenapa pupuk langka dan harus cari solusi. Pupuk langka di Banyuwangi, tapi ada pengiriman pupuk dari Banyuwangi ke luar kabupaten,” katanya. (radar)