Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kerajinan Lidi Serap Banyak Tenaga Kerja

TELATEN: Dua ibu rumah tangga sibuk menganyam lidi menjadi piring di Dusun Pereng, Desa Paspan, Kecamatan Glagah.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
TELATEN: Dua ibu rumah tangga sibuk menganyam lidi menjadipiring di Dusun Pereng, Desa Paspan, Kecamatan Glagah.
TELATEN: Dua ibu rumah tangga sibuk menganyam lidi menjadi piring di Dusun Pereng, Desa Paspan, Kecamatan Glagah.

PASPAN – Kekayaan alam di Desa Paspan, Kecamatan Glagah, mampu dimanfaatkan betul oleh masyarakat setempat. Sadar di sekitar tempat tinggalnya banyak tumbuh pohon kelapa, mereka berinisiatif memberikan nilai tambah batang lidi yang sebelumnya hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku sapu lidi, menjadi aneka macam barang kerajinan.

Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi menyebutkan, usaha kerajinan anyaman lidi tersebut mampu menyerap banyak tenaga kerja. Terbukti, nyaris seluruh ibu rumah tangga di Dusun Pereng, Desa Paspan, Kecamatan Glagah, bekerja sambilan menjadi buruh anyam lidi menjadi piring, tempat buah, baki, dan lain sebagainya. Meski pendapatan mereka tidak terlalu besar, para ibu rumah tangga tersebut mengaku bersyukur bisa bekerja sebagai buruh anyaman tersebut.

Hasilnya lumayan untuk menambah perekonomian keluarga kami,” ujar Irma, 26, warga setempat. Diperoleh keterangan, di Dusun Pereng terdapat beberapa pengusaha anyaman lidi. Salah satunya adalah Murik, 32. Dia mengaku mendapatkan bahan baku lidi dari Desa Paspan dan sekitarnya. “Bahan baku berupa lidi kami beli seharga Rp 1.250 per ikat.  Satu ikat lidi itu dapat menghasilkan tiga sampai empat piring. Satu piring kami jual seharga Rp 1.000,” paparnya.

Menurut Murik, para buruh anyam mendapat upah sebesar Rp 5.500 per dua puluh buah piring. Nah, piring dan aneka kerajinan lain tersebut sudah menembus pasar di wilayah Bali, Surabaya, dan sejumlah kota besar lain. “Kami hanya memenuhi pesanan dari pengepul,” tuturnya. Namun, seperti kebanyakan pelaku usaha kecil yang lain, Murik mengaku kesulitan modal untuk memperbesar skala usaha miliknya tersebut. “Kami berharap pemerintah membantu permodalan. Sehingga usaha kami semakin berkembang,” harapnya. (radar)