Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kiprah Siswa Peraih Medali Popnas dan OSN

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tak Terpancing, Lawan pun Kalah Diskualifikasi, Rommy Izza Alfa dan Wahyu Orphan menorehkan prestasi mengesankan di pentas nasional baru-baru ini. Dua siswa SMAN 1 Glagah, Banyuwangi, itu berhasil meraih medali emas. Rommy dapat emas Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), dan Wahyu dapat medali perak Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Jakarta.

TEPAT pukul 09.00 bel sekolah berbunyi. Suasana sekolah di Jalan Melati, Banyuwangi, yang awalnya tenang itu mendadak menjadi riuh. Ratusan siswa yang mengenakan se ragam lengan panjang serba putih itu keluar dari kelas masing-masing seperti sudah dikomando. Se lama hampir setengah jam mereka diberi waktu beristirahat se telah melahap pelajaran sejak awal masuk kelas.

Para guru yang mengajar pun menuju ruang guru yang persis berada di sisi timur lapangan upacara. Seperti para siswa, para pengajar itu juga memanfaatkan momen itu untuk beristirahat di ruangan tersebut. Jam istirahat itu menjadi kesempatan baik untuk bertemu dua siswa juara dari sekolah tersebut. Dia adalah Rommy Izza Alfa dan Wahyu Orphan.

Setelah menemui ke pala sekolah dan meminta izin, per temuan dengan siswa berprestasi itu bisa dilakukan Bertempat di ruang kepala sekolah, pengalaman kedua siswa berprestasi ini diutarakan dengan gayeng dalam suasana ke kekuargaan. Bidikan pertama diarahkan kepada Rommy Izza Alfa. Perangainya kalem dan santun. Tidak tampak dia sebagai jago pukul di atas matras dalam sebuah pertandingan pen cak silat.

Kemampuannya memainkan ju rus menyebabkan dia mampu membawa p lang medali emas dari Popnas di Jakarta 21 September 2013 lalu. Dalam ajang tersebut, Rommy harus be juang menghadapi lawan asal Sum tera Selatan. Tidak mudah meraih prestasi di ajang tersebut. Itulah yang dira sakan Rommy. Provokasi, tendangan, dan pukulan, kerap dia terima dalam per tandingan. Beruntung, dia berhasil menguasai diri, sehingga tidak terpancing. Pertandingan berat dirasakan di babak semifinal dan final.

Di semi final, pesilat binaan Perisai Diri (PD) itu sempat kewalahan menghadapi pergerakan lawan. Support ofisial dan konsentrasi penuh di menit-menit akhir pertandingan menjadi kunci suksesnya. Dengan sedikit bantingan, dia berhasil mendulang poin. “Saat itu waktu kurang beberapa menit saja. Akhirnya, saya melakukan strategi membanting, sehingga saya mendapat satu poin dan dinyatakan me nang menuju final,” kenangnya. Perjuangan di babak final juga tidak kalah berat. Lawan yang tampil rancak membuatnya mengalami hal serupa di semifinal.

Namun, ketenangan dan konsentrasi yang ba gus membuat Rommy tampil tenang. Imbasnya, lawan yang dihadapi kerap membuat kesalahan sendiri. Dalam pertandingan itu, Rommy kerap menerima pukulan dan tendangan yang tidak wajar. Lawan menendang hingga mengenai leher bagian dalam. Sesuai aturan, lawan pun didiskualifikasi. Rommy pun berhak atas medali emas Popnas. Meski harus menang diskualifikasi akibat lawan melanggar aturan, tapi konsentrasi Rommy dalam menguasai pertandingan patut ditiru.

Dia tidak termakan pancingan lawan. “Saat itu lawan menendang leher bagian dalam, sehingga dia didiskualifikasi karena tendangan itu tidak boleh,” jelas Rommy kemarin (24/9). Sementara itu, kisah tidak kalah seru dialami Wahyu Orphan. Bedanya, siswa kelas XII itu menorehkan tinta emas di OSN yang diikutinya 2 hingga 9 September 2013 lalu. Dia berhasil menggondol medali perak dalam ajang tersebut. Dengan materi tentang senyawa kompleks salen, Wahyu sedikit kurang beruntung dalam even tersebut.

Keterbatasan waktu dan alat menyebabkan hasil eksperimennya kurang maksimal. Menggunakan rumus kimia dari kompleks logam mangan, senyawa yang dihasilkan kurang kering. “Tahun lalu waktunya empat jam dan ada istirahat. Tahun ini waktunya empat jam tapi tidak ada istirahat,” katanya. Catatan yang ditorehkan Wahyu sekaligus menjadi hegemoni SMAN 1 Glagah di ajang OSN. Sejak tahun 2007, siswa SMAN 1 Glagah tidak pernah gagal dalam meraih prestasi di ajang tersebut. di antaranya di bukukan Risky Amalia yang mendapat medali perak dalam OSN Kimia tahun 2007.

Di tahun 2009, Gunung Pambudi membawa pulang medali perak dari OSN Matematika. Di tahun 2011, di OSN Fisika, Ricky Aditia berhasil membawa medali emas dan menjadi absolute winner. Kunci atas prestasi yang diukir para siswa SMAN 1 Glagah tidak lepas dari pembinaan intensif. Prestasi itu rupanya mampu memotivasi siswa lain untuk meraih prestasi. Selain itu, sekolah tersebut juga memilikicara sendiri dalam mengangkat potensi dan mengembangkan bakat terpendam para siswa. Salah satunya, membiasakan siswa berkompetisi.

Lewat kompetisi, siswa didorong bersaing, belajar keras, dan menang. Kepala SMAN 1 Glagah, Drs. H. Heru Muhardi, memberikan apresiasi kepada para siswa yang berhasil mengharumkan nama sekolah dan Banyuwangi. Untuk itu, di tahun 2013 ini mereka yang telah berhasil itu akan diberi reward oleh pihak sekolah be rupa laptop dan pembebasan dana ope rasional sekolah, termasuk bimbingan belajar. “Siswa yang mendapat prestasi nasional akan kita beri reward. Ini sekaligus hadiah untuk Dies Natalis sekolah yang ke- 54,” jelas Heru. (radar)