Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kisah Tiga Siswa SMAN 1 Giri Meraih Beasiswa di Turki

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kisahAdaptasi Makanan, Perbanyak Bekal Bumbu Masak Prestasi tidak hanya ditentukan program yang ditempuh seorang siswa saat mengenyam pendidikan. Baik jurusan IPA maupun IPS, ternyata samasama menjanjikan peluang sukses. Kunci pentingnya justru seberapa besar niat menuju sukses tersebut.

THERE’S no growth in comfort zone, Th ere’s no comfort in growth zone, So we must leave our comfort zone to grow (Kita tidak bisa ber kem bang di zona nyaman, tetapi ti dak ada kenyamanan di zona kita berkembang, maka kita harus me ninggalkan zona kita untuk tum buh dan berkembang). Pe san dari Muhammad Assad, ma ha siswa sekaligus penulis buku asal Indonesia yang kini tengah me nem puh studi di Qatar tersebut sangat me nginspirasi tiga remaja asal Ba nyuwangi tersebut.

Karena itu, saat masih samasama mengenyam pendidikan di SMAN 1 Giri, Banyuwangi, Fazaria Ramadani, 18; M. Reivan Haryonanda Pratama, 18; dan Bunga Citra Edelweiss, 18, mulai menggan tungkan asa melanjutkan stu di ke luar negeri. Mereka pun me mutuskan ikut seleksi program bea siswa “Turkiye Burslari”. Program beasiswa tersebut memberikan fasilitas penuh kepada mahasiswa dengan di biayai pemerintah Turki. Bagi Fazaria, Reivan, dan Citra, Turki ada lah pusat peradaban dunia pada abad per tengahan.

Selain menyimpan sejuta mis teri sejarah, ketiga remaja tersebut menganggap Turki sebagai negara yang tepat un tuk melanjutkan pendidikan. “Awalnya kami mengetahui program beasiswa itu dari sekolah kami, yakni SMAN 1 Giri. Kala itu kami masih duduk di bangku kelas XII SMA,” ujar Fazaria dibenarkan Citra dan Reivan. Alumnus program IPA SMAN 1 Giri yang men dapat beasiswa di Selcuk University, Turki, Jurusan Budi Daya Tanaman (plant conservation) itu mengaku tidak menyangka dirinya bisa mendapat beasiswa in t ernasional tersebut.

Apalagi, persaingan yang dihadapi sangat ketat. Bayangkan, jum lah siswa yang mendaftarkan diri men gikuti program beasiswa bergengsi itu men capai 140 ribu orang yang berasal dari se luruh penjuru dunia. Bahkan, di lingkup nasional, para siswa yang menyerahkan berkas administrasi un tuk mengikuti program beasiswa itu men capai 3 ribu orang. Dari ribuan siswa ter sebut, hanya 200 siswa yang dinyatakan ber hak mengikuti seleksi lanjutan, yakni interview.

“Akhirnya siswa se-Indonesia yang berhak mendapat beasiswa Turkiye Bur slari hanya 40 orang. Kami (Citra, Reivan, dan Fazaria) adalah tiga di antara 40 siswa asal Indonesia yang berhak mendapat beasiswa tersebut,” kata Fazaria. Dijelaskan, ketiganya mengikuti seleksi ad ministrasi tingkat internasional secara online melalui situs resmi Turkiye Burslari dengan alamat http://www.turkiyeburslari. gov.tr/.

Seleksi administrasi tersebut meliputi pengisian biodata lengkap beserta passport, sertifi kat, ijazah, transkrip, sertifi kat TOEFL, essay berbahasa Inggris, dan universitas serta jurusan pilihan. “Ti dak sulit bagi kami menyiapkan materi TOEFL karena selama kami menempuh pendidikan di SMAN 1 Giri, kami mendapat pe latihan TOEFL sepekan sekali. Ditambah lagi pelatihan sejenis yang diberikan oleh pem bimbing.

Setelah TOEFL dilaksanakan, kami mendapat nilai di atas 500, sangat me muaskan,” cetus Fazaria dibenarkan dua rekannya. Selang sebulan kemudian, ketiga siswa itu men dapat kiriman surat elektronik (email) berisi pemberitahuan bahwa mereka lo los seleksi administrasi. Selanjutnya, te patnya 5 Juli 2013, tiga siswa asal Bumi Blam bangan itu menjalani seleksi interview digelar di kantor Kedutaan Besar Turki di Jalan HR. Ra suna Said Kav. 1 Kuningan, Jakarta.

“Pada pe ngumuman akhir, kami mendapat email res mi dari pihak Turkiye Burslari, dan kamidi nyatakan lolos,” tutur Fazaria. Reivan menambahkan, sebenarnya dia dan dua rekannya itu sudah diterima di per guruan tinggi negeri (PTN) pilihan masing- masing. Namun, karena merasa Turki lebih siap menjadikan mereka mahasiswa ber taraf internasional dan pengalaman aka demik yang lebih luas, ketiganya memu tuskan mengundurkan diri dari PTN ter nama di tanah air tersebut.

Reivan menegaskan, dia dan dua rekannya siap bersaing di bidang pendidikan kan cah internasional. “Keberhasilan kami meru pakan hasil usaha keras pihak sekolah yang dipimpin Bapak Drs. Mujiono MPd dan pembimbing kami, Bapak Handoyo Puji Widodo, Postgrad. Dip. Appl, M.A, dan Ibu Tri Sukesi S sebagai pelaksana di Ba nyuwangi. Melalui kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada be liau,” cetus lulusan program IPS SMAN 1 Giri tersebut.

Masih kata Reivan, setelah mengikuti pro gram beasiswa tersebut, dia menyadari bahwa jurusan IPA dan IPS sama-samamem butuhkan orang-orang yang tekun dan  ulet dalam mempelajari ilmu pengetahuan. “Kami berpesan kepada seluruh pelajar di Banyuwangi agar tidak takut bermimpi dan menempuh pendidikan yang lebih baik, meskipun itu harus pergi jauh meninggalkan Indonesia,” kata remaja yang diterima di Jurusan Ilmu Politik dan Hubungan Internasional (political science and international relation) Istanbul Sehir University tersebut.

Sementara itu, Citra mengatakan, dia bersama dua rekannya akan berangkat ke Turki akhir September mendatang. Karena itu, sis wi lulusan program IPA yang diterima di Ju rusan Teknik Lingkungan (environmental engineering), Kocaeli University, Turki, itu kini sibuk mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan di negara beriklim sub tropis tersebut. “Rencananya saya mau bawa bumbu-bumbu masakan dari Indonesia. Karena takut lidah orang Turki tidak sama dengan lidah saya.

Jadi, seraya adaptasi makanan, saya bisa memasak sendiri dengan bumbu-bumbu yang dibawa dari Indonesia,” ujarnya lantas tersenyum. Citra menambahkan, alasan lain yang me narik minatnya mengikuti program beasiswa di situ adalah pihak pemerintah Tur ki memberikan fasilitas penuh. Mulai bi aya pendidikan, tiket pergi-pulang, asra ma, hingga biaya makan, ditanggung pe merintah setempat. “Bahkan, selama men jalani studi, kami diberi fasilitas uang saku sebesar 500 Lira Turki per bulan (1 Lira Tur ki sekitar Rp 5.421, Red)” pungkasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :