Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Koleksi 400 Foto Banyuwangi Yang Bersejarah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Foto-foto-koleksi-Banjoewangie-Tempo-Doeloe-(BTD)-di-Dusun-Melik,-Desa-Parijatah-Wetan,-Kecamatan-Srono,-Banyuwangi,-kemarin

BANYUWANGI patut berterima kasih kepada komunitas BTD. Bagaimana tidak, lokasi-lokasi bersejarah yang dimiliki Banyuwangi berhasil dirangkum. Bahkan, dokumen fisik kedatangan penjajah Belanda sampai Presiden RI, Soekarno, berkunjung ke Pendapa Shaba Swagata Blambangan Banyuwangi pada tahun 1951 berhasil dikumpulkan.

Bukan hanya itu, foto pembangunan  jalan di atas Gunung Kumitir sebagai akses Banyuwangi-Jember juga berhasil  diperoleh. Dokumen pembangunan terowongan kereta api (KA) di Gunung  Kumitir juga berhasil didokumentasikan.

Ada juga foto Gunung Ijen sebelum kemerdekaan yang sangat eksotik. Foto-foto sejumlah stasiun KA di Banyuwangi pada masa kolonial juga berhasil dikumpulkan. Tidak hanya itu, foto lawas Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Meneng juga ada.

Foto lawas Taman Blambangan, Banyuwangi,  juga ada di sana.  Semua foto itu dikumpulkan di sekretariat yang baru diresmikan tersebut. Itu tak lepas dari perjuangan Munawir, 44, ketua komunitas BTD. Bapak tiga anak itu mengumpulkan foto-foto bersejarah itu penuh perjuangan.

Dia tak kenal lelah berkeliling mengunjungi semua perkebunan di bawah naungan PTPN XII agar bisa mendapatkan koleksi foto lawas yang bernilai sejarah. Semua koleksi foto yang berhasil dikumpulkan Munawir dibeber melalui BTD.

Awalnya dia mengunggah dokumen istimewa itu di media sosial. Dia tidak mengira unggahan foto-foto lawas tersebut mendapat respons positif dari  para netizen.  Bahkan, foto unggahan Munawir di medsos tersebut semakin diminati. Jumlah netizen yang mengikuti perkembangan BTD pun terus meningkat.

‘’Anggota di Facebook mencapai 6.900 pengguna,” kata Munawir kemarin. Menurut Munawir, komunitas BTD sebenarnya belum lama berdiri. Namun begitu, banyak tangga pan positif terhadap keberadaan BTD.

‘’Baru delapan bulan ini BTD ada, tapi tanggapannya luar biasa. Saya juga tidak habis pikir kenapa banyak yang menyukai,” terangnya.  Menurut Munawir, semua dokumen foto yang berkaitan dengan Banyuwangi itu diperoleh  dari berbagai cara. Selain mencari di berbagai daerah, juga dapat kiriman dari para netizen.

‘’Kalau saya keliling PTPN XII, banyak foto yang saya dapat,” tandasnya. Untuk mencari foto di perkebunan itu, terang  dia, juga dilakukan secara bertahap. Dalam  hunting foto lawas itu, dia telah mengantongi  surat izin dari komisaris PTPN XII di Surabaya.

‘’Saya dapat izin langsung dari pimpinan PTPN XII di Surabaya. Kalau gak dapat izin, pasti sulit mengumpulkan semua itu,” terang warga Dusun Melik, Desa Parijatah Wetan, Kecamatan  Srono, itu. Setelah mengantongi izin, dia pun berkeliling ke sejumlah perkebunan di Banyuwangi itu. Mulai perkebunan Selogiri, Kendeng Lembu, hingga Malangsari.

‘’Alhamdulillah, apa yang saya lakukan itu berhasil dan banyak foto yang saya dapat,” jelasnya. Dia menjelaskan, banyak warga Banyuwangi yang tinggal di daerah lain yang memeberi respons positif. Bahkan, sebagian warga luar   daerah itu ikut mengirimkan foto melalui internet.

‘’Sampai sekarang saya mengoleksi 400 foto lawas,” bebernya. Melalui komunitas BTD, kini warga Banyuwangi bisa mengenang memori tempo dulu. Tetapi, kini bangunan bersejarah di  Banyuwangi banyak yang sudah hilang. Seperti  stasiun KA Banyuwangi di Kelurahan Karangrejo.

Meski memiliki 400 koleksi foto, Munawir  belum bisa memajang semua foto itu di  sekretariat BTD yang diresmikan kemarin. Pemasangan semua koleksi lawas itu masih  terganjal dana. ‘’Yang saya pajang masih 20 persen saja. Koleksi foto lain nanti akan saya pajang kalau sudah ada dananya,” janjinya.

Dia menegaskan, semua foto yang dipajang dalam sekretariat itu bisa dijadikan rujukan bagi warga Banyuwangi yang ingin tahu Banyuwangi tempo dulu. ‘’Ya bisa jadi sejenis museum lah,” tandasnya. (radar)