MUNCAR-Tommy Legon, 31, warga Jalan Jember Baru, Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, yang diduga telah menusuk istrinya, Siti Nur Janah, 27, dan berupaya bunuh diri, kondisinya sudah membaik.
Pria berambut panjang yang selama ini menjalani perawatan di RSUD Genteng, oleh polisi dijemput kemarin (30/3). Selanjutnya, tersangka itu dijebloskan ke ruang tahanan Polsek Muncar. “Tadi (kemarin) sekitar pukul 09.30, pelaku keluar dari RSUD Genteng, dan langsung kita jebloskan ke sel tahanan polsek,” cetus Kapolsek Muncar, Kompol Agus Dwi Jatmiko.
Menurut kapolsek, saat ini pelaku penusukan masih dalam proses pemeriksaan penyidik. Dari hasil pemeriksaan sementara, penusukan pada Siti Nur Janah asal Dusun Kabat Mantren, Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar, itu tidak direncanakan. Tapi, kejadian berlangsung spontan.
“Pelaku mengaku panik karena hubungannya dengan korban tidak disetujui oleh keluarga yang ada di Kalimantan,” jelasnya. Disinggung mengenai, pisau yang digunakan untuk menusuk korban, kapolsek menyebut itu pisau dapur yang dibeli pelaku beberapa jam sebelum kejadian.
“Pisaunya beli di pasar, pelaku sempat menulis surat yang isinya tidak bisa hidup tanpa bersama korban,” ungkapnya. Kasus penusukan itu, kini masih dalam proses penyidikan. Dia mengaku, penyidik bekerja secara hati-hati sehingga tidak salah menjerat pelaku.
“Sementara kita pasang pasal penganiayaan berat, tapi masih diperiksa,” cetusnya. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Genteng, tersangka Tommy mengaku khilaf dan bingung akan kehidupannya. Dia mengaku sulit di terima keluarga di Kalimantan jika tetap berhubungan dengan Siti. Sedang di Muncar, dia juga belum baik dengan keluarga istrinya itu.
“Bingung saya pak, saya tidak tahu lagi,” ujar Tommy. Sementara itu, Kepala Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Nur Hadi, mengatakan apa yang dialami warganya itu murni kasus rumah tangga. “Kata tetangganya itu pagi belum ada apa-apa, setelah pukul 12.00 mulai adu mulut,” terangnya.
Saat ini, jelas dia, pihaknya melakukan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk biaya pengo- batan dijalani kedua korban. “Untuk biaya pengobatan iuran dari forpimka, dinas sosial, dan dari desa, Alhamdulillah semuanya selesai, sekarang tinggal pemulihannya saja,” ungkapnya.(radar)