Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Konflik Cantuk Belum Berakhir

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

konflikSINGOJURUH – Polemik pemerintah desa (pemdes) dengan warga di Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, tampaknya belum tuntas. Sejak terjadi perusakan kantor desa akhir Februari lalu, hingga kemarin kondisi Cantuk kian meruncing. Persoalan itu semakin bertambah ‘’panas’’ saat para perangkat desa tidak hadir dalam peresmian tempat ibadah dan jembatan di Dusun Cantuk Lor. Padahal, sejumlah perwakilan muspika hadir dalam acara yang digagas warga Dusun Cantuk Lor tersebut.

Ketidakhadiran satu pun perangkat desa itu sangat disesalkan warga. Bahkan, warga mengaku prihatin atas sikap para perangkat desa tersebut. ‘’Kami sangat menyayangkan kenapa perangkat desa dan BPD tidak ada yang hadir,” cetus Fauzi, warga Dusun Cantuk Lor, saat ditemui koran ini saat berkumpul dengan sejumlah warga kemarin. Menurut dia, bangunan tersebut merupakan swadaya masyarakat. Meski begitu, bangunan yang tuntas dikerjakan selama hampir 2 bulan itu akan diserahkan kepada pemdes. ‘’Niat kita hanya ingin mengakhiri perseteruan dan membangun kebersamaan,” terangnya.

Dia tidak mengetahui apa alasan perangkat desa tidak datang dalam acara yang berlangsung Kamis malam lalu itu. Padahal, awal membangun tempat ibadah itu sudah izin. “Tapi, waktu itu hanya izin kepada Pak Kamituwo (Kadus Cantuk Lor, Red). Waktu itu malah Pak Kamituwo bantu dua sak semen,” paparnya. Dia menjelaskan, warga sangat antusias dalam acara yang dirangkai dengan pengajian itu. Bayangkan, puluhan tumpeng disiapkan dalam prosesi itu. ‘’Kasihan ibu-ibu yang susah-susah masak, tapi yang diundang tidak datang. Maunya apa,” sindirnya.

Hal senada diungkapkan Bambang, warga lain. Dia mengatakan, tujuan masyarakat hanya ingin tenteram. Sebab, jika tidak ada penyelesaian secepatnya, maka konfl ik akan terus berkepanjangan. “Niat kami baik, yakniagar tidak ada konfl ik lagi di generasi mendatang,” tegasnya. Meski perangkat desa tidak hadir, warga tetap menyerahkan bangunan tersebut kepada pemdes. Artinya, tokoh masyarakat, pemuda, dan to koh agama, sudah memasrahkan bangunan tersebut. “Sekitar 50 orang yang hadir sudah ikhlas ba ngunan itu diserahkan kepada desa,” tandasnya. (radar)