GENTENG – Setelah sehari menjalani perawatan di RSUD Genteng, korban kopi beracun Khotijah, 43, dan Muharrom, 41, keduanya dari Dusun Melik, Desa Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, kondisinya sudah mulai membaik kemarin (7/2).
Hanya saja, untuk Muharrom masih harus menjalani perawatan di ruang intensive care unit (ICU) karena kondisinya masih lemas. Sedang Khotijah, sudah dipindah ke ruang perawatan di A7, dan sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga.
“Saya masih menunggu terus,” cetus Novi Sri Hartatik, 34, istri Muharrom. Novi mengaku kejadian yang menimpa suami dan kakaknya itu di luar dugaan. Awalnya, dia menemukan sachet kopi saat bersih-bersih di rumahnya. Selanjutnya, sachet kopi itu ditaruh bersama dengan kopi sachet lainnya.
“Ssaya menemukan kopi sachet itu,” katanya. Tanpa sepengetahuan suaminya, Sabtu (6/2) sekitar pukul 07.00, suaminya menyeduh dua sachet kopi dalam satu gelas. Dua sachet kopi itu salah satunya yang ditemukan itu. “Saya lupa memberi tahu, dua sachet kopi itu dicampur,” katanya.
Melihat ada reaksi tidak wajar ditubuh suaminya, Novi memanggil bidan yang ada di kampungnya untuk memberi pertolongan. Saat itu, dikira hanya keracunan biasa. “Saya ke rumah mbak Khotijah untuk minta kelapa muda sebagai penawar racun,” terangnya.
Setelah mendapatkan kelapa muda, Novi kembali ke rumahnya. Dan Khotijah ikut untuk melihat adiknya. Setiba di rumah adiknya, Khotijah mencicipi kopi yang baru diminum Muharrom. “Sudah dilarang, tapi kakak saya itu tetap mencoba,” katanya.
Setelah minum kopi itu, Khotijah ikut keracunan dengan merintih kesakitan pada perutnya. Karena kondisi yang yang mengkhawatirkan, keduanya langsung dibawa ke RSUD Genteng. “Ibu sekarang sudah membaik dan sadar,” terang Fita Yuli Astutik, 27, salah satu putri Khotijah.
Sementara itu, dugaan kedua korban itu keracunan masih belum pasti. Pihak RSUD belum berani menyimpulkan. Hanya saja, keduanya diduga keracunan saat minum kopi. “Keracunan kopi kedaluwarsa baru kali ini,” jelas salah satu petugas medis RSUD Genteng, Ahmad Khayin.
Sayangnya aparat kepolisian masih belum bisa dikonfirmasi. Kapolsek Srono, AKP Ali Masduki dan Kanitreskrim Ipda Sutarkam, saat dikonfirmasi melalui ponselnya tidak diangkat. (radar)