Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Laga Ricuh, Pemain Persewangi Diangkut Baracuda

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pemain Persewangi FC diangkut Mobil Barracuda Brimod Polda Kalteng usai melawan Kalteng Putra di Stadion Tuah Pahoe kemarin (12-8)

 

PALANGKARAYA – Keamanan dalam pertandingan sepak bola sepertinya masih menjadi pekerjaan rumah bagi sepak bola di Indonesia. Kemarin (12/8) akibat tekanan dan intimidasi dari penonton tuan rumah Kalimantan Tengah Putra (Kalteng Putra FC), pemain dan offisial Persewangi FC nyaris tak berani keluar dari Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya.

Tim asuhan Bagong lswahyudi itu tak berani meninggalkan lapangan karena sekitar 2500 penonton yang memadati stadion tersebut meneriakkan kalimat ancaman. Tak terkecuali Jawa Pos Radar Banyuwangi yang kebetulan menjadi media official bagi laskar Blambangan. Padahal, saat itu tuan rumah dalam kondisi memenangkan pertandingan dengan skor tipis 1-0 atas Persewangi.

Bahkan, pihak Polda Kalteng dan Gubernur Kalteng sempat berusah menenangkan para penonton. Namun, bukannya segera membubarkan diri, ribuan penonton itu malah mengancam akan menghadang pemain Persewangi di luar stadion.

Kondisi baru mulai kondusif saat puluhan personel Brimob Polda Kalteng memasuki area stadion untuk mengamankan ofisial dan pemain Persewangi. Untuk mengantisipasi kondisi keamanan, polisi kemudian mengangkut pemain Persewangi dengan kendaraan berat Barracuda. Sebagian lagi diangkut menggunakan bus milik Brimob.

“Padahal dua pertandingan sebelumnya tidak sampai seperti ini. Saat lawan Perssu dan Mojokerto juga aman. Sebenarnya di sini aman, tapi kita antisipasi saja,” ujar Wakapolres Palangkaraya, Kompol Bronto, di tengah proses evakuasi pemain Persewangi.

Manajer Persewangi, Hari Wijaya mengatakan, seharusnya kondisi ini menjadi perhatian dari PT Liga lndonesia Baru. Dia menambahkan, suasana pertandingan aman dan kondusif, tentunya para pemainnya lebih tenang dalam bermain. Tidak seperti kemarin, di mana pemainnya merasa tidak aman.

“Kemarin hari pertama latihan sudah ada sekelompok orang yang mengintimidasi pemain. Sekarang saat pertandingan juga terjadi seperti ini. Bahkan pemain sampai tidak berani keluar lapangan,” tegasnya.

Tak selesai sampai disitu, meski para pemain sudah diamankan oleh anggota polisi, namun suporter tuan rumah yang masih emosi sempat mengejar para pemain hingga ke hotel tempat Persewangi menginap.

Beruntung mereka bisa segera dihalau oleh polisi yang tiba membawa rombongan offisial. Sementara itu, pertandingan kedua tim sendiri berjalan dengan tensi tinggi sejak peluit pertama dibunyikan. Pelanggaran pun seringkali terjadi di antara kedua pemain.

Kepemimpinan wasit Agung Setiawan yang dianggap sering merugikan tim tamu kerap membuat pemain Pcrsewangi melakukan protes. Puncaknya, mendekati akhir pertandingan wasit memberikan tendangan bebas kepada tim tuan rumah.

Hasilnya, tendangan itu mengkreasi terciptanya gol semata wayang yang dicetak Kapten Kalteng Putra, Yus Arfandy Djafar, memanfaatkan umpan tendangan bebas tersebut. Usai gol itu tercipta, permainan kedua tim semakin keras.

Persewangi seringkali kehilangan kesempatan akibat wasit yang berulangkali meniup peluit pelanggaran. Hingga akhir pertandingan Persewangi tidak bisa mengembalikan kedudukan untuk kemenangan tuan rumah.

“Anak-anak sudah bermain bagus. Hanya mereka terprovokasl karena wasit berulangkali tidak tegas dengan pelanggaran tuan rumah. Kita harap ke depan ada perbaikan sistem pertandingan,” tegas Bagong.(radar)