Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Lagu Banyuwangi Menggema di Boyolali

Khoirul Anam
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Khoirul Anam
Khoirul Anam

HARI Minggu kemarin (23/12) saya dan seorang teman berkunjung ke Boyolali. Sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Tengah untuk mengisi liburan yang terbilang lumayan panjang. Saat itu, bersamaan pula dengan diadakannya pentas dangdut di Lapangan Sunggingan, Boyolali.

Memboyong grup dangdut dari Gresik, O.M Sera, lapangan yang nyaris berukuran sama dengan lapangan Maron di Kecamatan Genteng itupun dipenuhi oleh banyak warga Boyolali; tua, muda, laki-laki, perempuan, semuanya membaur dan bersama-sama menikmati alunan musik rancak nan apik yang dibawakan oleh grup musik yang telah memiliki penggemar berjuluk Seramania di mana-mana itu. Di kota yang terkenal dengan produksi dan kualitas susu sapinya itu, Boyolali, sempat dibayang-bayangi dengan datangnya hujan deras saat itu.

Maklum saja, mendung hitam nan pekat sudah menggantung sejak siang hari. Namun rupanya hujan ‘sungkan’ untuk turun dan mengurangi kenikmatan para pengunjung dangdut yang saat itu memang cukup membeludak. Pertunjukan dangdut dimulai sekitar jam satu siang dan berakhir pada pukul empat sore. Sebagai warga asli Banyuwangi, dangdut memang bukanlah hal baru bagi saya. Saya bahkan rela untuk menempuh perjalanan jauh demi merasakan romantisme yang satu ini. Meski sudah hampir tujuh tahun menetap di Jogjakarta, cita rasa dangdut Jawa Timuran memang tiada duanya. Maka, ketika mengetahui akan ada grup musik dangdut dari Jawa Timur yang akan mengadakan pertunjukan, saya pun tidak pikir panjang. Langsung sambar! Sambil berharap ada lagu-lagu dari Banyuwangi yang dibawakan.

Mengobati rindu saya pada kampung halaman yang sudah lama saya tinggalkan. Menempuh perjalanan selama dua jam, saya memacu motor saya yang tetap menggunakan plat P untuk menggayang jarak tempuh menuju lapangan tempat pertunjukan diadakan yang terletak di tengah-tengah Kota Boyolali. Benar saja, setelah beberapa lagu pembuka dibawakan oleh O.M Sera, salah seorang penyanyi naik ke panggung dan dengan suara lantang mengajak para pangunjung untuk bergoyang bersama menikmati sebuah lagu dari Banyuwangi.

Lagu yang mengalun merdu itu selain bisa mengobati rasa rindu saya pada Banyuwangi. Rupanya bisa juga menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari beberapa pengunjung yang menanyakan kota asal saya. Tentu, mereka bertanya demikian karena logat bahasa saya tetap Banyuwangian. Dan saya memang tidak pernah berencana untuk merubahnya. Maka, saat lagu Banyuwangi dikumandangkan, saya dekati orang-orang yang tadi menanyai saya sambil bilang.

‘Saya berasal dari tempat yang sama dengan lagu ini.’ Mereka pun mengangguk paham dan melanjutkan bergoyang. Dalam konteks ini, saya tentu tidak sendirian. Ada banyak warga Banyuwangi di sini yang tetap setia dengan lagu-lagu khas Banyuwangian. Bukan boy/girl band kambuhan. Maka, tetaplah berkarya dulur-dulur Banyuwangi. ada kami di sini yang selalu mendukung kalian. Selamat natal pula kepada dulur-dulur yang merayakan. Berkah dalem. ([email protected]). (radar)