Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lagu Jaran Goyang Diproyeksi Masuk Layar Lebar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

laguDIAM-DIAM, lagu “Jaran Goyang” ciptaan Yons DD dan Catur Arum yang terdapat da lam album POB I menarik minat para pengamat budaya yang ter gabung dalam Komunitas Wa tubuncul untuk mengangkat tema dalam lagu tersebut ke dalam layar lebar. Bekerja sama de ngan rumah produksi fi lm (pro duction house) Triangle Pro duction, komunitas yang di pimpin Syamsudin Adlawi itu akan membuat fi lm bertema sama dengan lagu Jarang Go yang.

Fresi, perwakilan Triangle Production mengatakan, Yons DD akan diplot sebagai salah satu aktor dalam film pendek tersebut. Selain berakting, Yons juga dipercaya menjadi pe nata musik dalam fi lm yang diproyeksikan menjadi fi lm layar lebar tersebut. “Film tersebut akan kami ikutkan kompetisi fi lm-fi lm ting kat nasional maupun in terna sional,” ujarnya. Menurut Fresi, lagu Jaran Goyang itu akan dijadikan sound track utama film yang men ceritakan kisah cinta seorang wanita penari gandrung ter sebut.

Cinta sang penari gandrung itu awalnya ditolak oleh sang pria. “Namun ujung-ujungnya, penari gandrung itu sukses memikat hati sang laki-laki pujaan. Keduanya pun membina rumah tangga,” pa par nya. Uniknya, beberapa waktu lalu Yons DD juga dipercaya menjadi salah satu aktor dalam film berjudul “Bendera Sobek”. Bahkan, Yons merupakan sa tusatunya warga Bumi Blam bangan yang dipercaya men jadi salah satu pemeran da lam film yang merupakan pro yek Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) tersebut.

DI RILIS ULANG 63 KALI

TIDAK hanya berperan menciptakan lagu, di dalam grup POB, Yons DD juga berperan men jadi musisi sekaligus “menciptakan” alat musik saron (semacam angklung yang terbuat dari kuningan). Saron khas Banyuwangi yang awalnya ha nya memiliki nada-nada dasar C, D, E, F, G, A, dan B, dia kreasi de ngan nada-nada mi nor, yakni D-minor, E-minor, F-minor, G-minor, A-minor, dan B-minor. Yons membuat sen diri alat musik tersebut.

Da lam pembuatannya, Yons me nyamakan nada-nada minor saron dengan tone alat musik organ. Dengan kemunculan nadanada minor dalam saron tersebut, Yons berhasil mengubah “pakem” musik Banyuwangi  Sebelum POB muncul, para pe nyanyi harus mengikuti lantunan irama saron saat di atas panggung. “Namun, dalam musik- musik POB, pakem ter sebut dibalik. Suara saron-lah yang harus mengikuti irama pe nyanyi,” ujarnya kemarin (18/5).

Menurut Yons, proses kre atif yang dia jalani dalam menciptakan lagu-lagu berbahasa Osing dimulai sejak tahun 1993. Pria yang mengaku tidak memiliki darah keturunan seni itu mengungkapkan, ide menciptakan lagu berbahasa Osing dilatarbelakangi kekhawatiran lagu Banyuwangi akan punah. Sebab, kala itu hanya se gelintir orang yang bisa mencipta lagu Osing. “Saya khawatir tidak ada penerus yang akan menciptakan lagu Banyuwangian,” ungkapnya.

Kini, saat POB vakum, Yons tetap eksis menciptakan lagu. Na mun demikian, pria yang sempat menjadi penyanyi dalam album Polos itu belum bersedia menerima tawaran beberapa produser yang berminat membeli lagu-lagu ciptaannya. “Sebab, lagu-lagu ciptaan saya akan dinyanyikan dengan aliran koplo. Secara pribadi, saya kurang sreg. Bagi saya, lagu ciptaan saya harus diiringi musik patrol,” tegasnya. Yons DD mengungkapkan, lagu “Semebar” yang diciptakan pada tahun 1993 tersebut hingga kini telah dirilis ulang tak kurang dari 63 kali.

Pria kelahiran 24 April 1963 itu mengaku bangga dengan ba nyaknya pencipta lagu Osing saat ini. Sebab, bagi dia, menciptakan lagu Osing jauh lebih sulit dibandingkan menciptakan lagu dangdut atau pop. Pasalnya, notasi lagu Osing tidak sekompleks lagu dangdut atau pop. “Notasi lagu Osing hanya la-do-re-mi-so-la (pentatone alias 5 nada). Jadi, kita harus bisa menciptakan lagu yang enak didengar hanya de ngan notasi yang terbatas ter sebut. Bayangkan betapa su litnya,” pungkasnya. (RADAR)

Kata kunci yang digunakan :