Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lima Warga Kelir Terserang DB

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KALIPURO – Petugas Dinas Kesehatan Banyuwangi melakukan fogging (pengasapan) di Dusun Krajan, Desa KeIir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (9/1). Sebelumnya, petugas menemukan lima warga yang positif terinfeksi demam berdarah dengue (DBD) di desa tersebut.

Penyemprotan obat malathion ke rumah warga di Dusun Krajan itu dimulai sekitar pukul 08.30 kemarin. Pengasapan tersebut sengaja dilakukan pada pagi hari untuk menyesuaikan dengan jam aktivitas nyamuk. Selain itu, pengasapan pagi hari dilakukan untuk menghindari angin yang dapat menyapu asap.

Tindakan pengasapan ini dilakukan setelah ada laporan banyak masyarakat yang dirawat di RSUD karena menderita DBD. Begitu ada laporan warga, petugas Puskesmas Kelir langsung melakukan survei di lokasi rumah warga yang menderita DBD.

Setelah dinyatakan sesuai syarat dilakukan fogging barulah datang petugas untuk mengasapi wilayah yang dianggap sebagai sarang nyamuk. Seluruh rumah warga terutama yang berada di lingkungan padat, termasuk kompleks gedung sekolah, menjadi sasaran pengasapan. Tidak terkecuali pondok pesantren di tengah desa.

Kepala Desa Kelir, Alfian Harsono, merasa terkejut dengan sejumlah warga yang menjadi korban DBD. Pasalnya, ketika dirinya bertanya ke puskesmas, jumlah warga yang menderita DBD belum tercatat sebanyak saat ini.

” Pihak puskesmas mengatakan pasien rata-rata langsung ke RSUD, jadi tidak terdata oleh mereka. Begitu dilakukan disurvei, ditemukan lima pasien. Besok akan coba saya galakkan lagi program bersih-bersih desa. Karena fogging terakhir baru dilaksankan empat bulan lalu, masa ini sudah fogging lagi,” terangnya.

Sementara itu, Kasi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Banyuwangi, Sudarto, menambahkan dengan jumlah lima warga yang menderita DBD sudah termasuk angka yang besar. Seharusnya kata sudarto, pihak pemerintah desa dan Puskesmas lebih tanggap mencegah tersebarnya penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegepty itu.

“Berdasar data petugas, kondisi lingkungan di Dusun Krajan terlalu padat dan kotor, banyak genangan air, sampai kemudian menimbulkan empat anak-anak dan seorang dewasa terjangkit DBD,” ujarnya. (radar)